"Semua fasilitas kemudahan membeli tiket tersebut menjadi susah dan mengecewakan. Pemesanan tiket untuk 90 hari kedepan secara online susah diakses; ada yang sudah berhasil reservasi secara online, tapi gagal di pembayaran lewat ATM karena kode bookingnya abal-abal. Pemesanan secara langsung ke loket untuk H-90 juga harus antri," terang aktivis PJKA Efraim Carlos dalam siaran pers, Selasa (29/4/2014).
Sekitar 200-an aktivis PJKA yang tiap Jumat malam mudik ini sempat turun berdemo di Stasiun Senen. Mereka menggelar aksi damai memprotes PT KAI. Mereka ingin transparansi dalam urusan tiket itu. Karena ada kecurigaan sejumlah agen begitu mudah mendapat tiket dan menjualnya dengan harga mahal, termasuk tiket ekonomi.
"Di era teknologi informasi yang demikian canggih, tidak seharusnya PT KAI memberi jawaban enigmatic (mengandung teka-teki) kepada masyarakat yang tengah 'panik' karena tidak dapat tiket. Semua bisa dikalkulasi, bisa diprediksi kalaupun kurang tepat bisa direvisi. KAI punya data real jumlah kereta yang dimiliki ada berapa, jurusan mana saja, jadwalnya kapan saja, kelasnya apa saja, tambahan kereta baru khusus lebaran juga berapa jumlahnya pasti sudah ada datanya semua," terang Efraim.
Lagi-lagi para aktivis PJKA ini mempertanyakan kesulitan akses memesan tiket, di masa lebaran. "Susah loading, mengapa ada kode booking yang tidakcompatible dengan kode bank, mengapa pemesanan tiket secara onlineuntuk H-90 lebaran dalam hitungan kurang dari 10 menit telah sold out alias terjual semua tanpa sisa. Ss there any mouse playing inside?" terang dia.
Diketahui pihak KAI sudah memberi penjelasan soal tiket kereta ini. Antara lain soal jutaan orang masuk ke situs mereka sehingga overload.
(ndr/mad)