Hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei menyebut, partai berlambang pohon beringin itu mendapatkan sekitar 14,30 persen suara. Angka ini jauh dari target yang ditetapkan partai, dan menurun dibanding perolehan pada pemilu 2009 lalu. Di Dewan Perwakilan Rakyat perolehan kursi partai berlambang pohon beringin ini juga menurun.
Apabila pada pemilu 2009 lalu partai ini mendapat 106 kursi, maka pada tahun ini diperkirakan hanya memperoleh 92 sampai 96 kursi. Menurut Akbar meski perolehan suara partai menurun, namun persentasenya masih lebih tinggi dibanding tingkat keterpilihan Aburizal Bakrie alias Ical sebagai calon presiden.
Sejumlah lembaga survei menyebut elektabilitas Ical sebagai calon presiden ada di angka 10-12 persen. "Ical (elektabilitas) di bawah Golkar, ini bisa diartikan masih banyak masyarakat yang menilai Golkar oke, mendukung Golkar," kata Akbar saat berbincang dengan detikcom, Senin (28/4/2014).
Fenomena 'Golkar Yes, Ical No', diungkapkan oleh salah seorang caleg Partai Golkar saat berbincang dengan detikcom. Menurut dia saat ini masyarakat masih banyak menaruh harapan dengan Partai Golkar, namun mereka mengaku tidak memilih Ical jika diajukan sebagai calon presiden.
"Saya memilih Ibu dan Golkar, tapi saya tidak memilih Pak Ical untuk calon presiden," kata seorang kiai di sebuah pondok pesantren di Jawa Tengah. Ucapan kiai tersebut kemudian ditirukan seorang calon anggota legislatif saat berbincang dengan detikcom, Senin (28/4/2014). Namun Kiai tersebut mengaku belum memiliki pilihan yang jelas soal calon presiden pilihannya.
(erd/van)