Ketidaksolidan di tubuh Golkar dicermati pengamat pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Syamsuddin Haris, sebagai faktor utama yang menyulitkan pencapresan Ical. "Masalah kan ada di internal Golkar, DPD II dan sejumlah petinggi Golkar tidak utuh dalam mendukung Ical," ujar Syamsuddin sata dihubungi detikcom, Senin (28/4/2014).
Syamsuddin mengingatkan kondisi tersebut berdampak tidak menguntungkan bagi Golkar untuk mencari partai koalisi. Tentunya, tegas dia, partai lain ogah berkoalisi bila di internalnya Golkar sendiri tidak solid mendukung Ical.
Karena itu, Syamsuddin menekankan Golkar pada Rapimnas 3 Mei nanti mesti bisa memperkuat dukungan pencapresan Ical. Kalau tidak bisa maka posisi Golkar akan semakin susah menggandeng mitra koalisi untuk menghadapi pemilu presiden.
"Golkar sendiri sebenarnya tidak susah untuk menjalin koalisi karena Golkar kan luwes, tapi ya tadi itu, soal di internalnya sendiri," jelas peneliti senior pada Pusat Penelitian Politik (P2P) LIPI ini.
Ketua Dewan Pengurus Pusat Partai Golkar Hajriyanto Y. Thohari menekankan bahwa yang terpenting saat ini yaitu bagaimana Golkar bisa mendapat teman koalisi minimal dua partai agar bisa memajukan Ical ke ajang pilpres.
"Golkar juga butuh cawapres yang bisa membantu mengangkat suara Ical," tegas Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) ini kepada detikcom.
(brn/erd)