Bahkan sejak menjadi Presiden pada 2004 lalu hingga menjelang habis masa jabatan untuk periode kedua, SBY berupaya menemui Megawati. Namun menurut Max, upaya komunikasi itu belum berhasil mempertemukan dua sosok pimpinan partai tersebut.
"Bukan karena saat ini PDIP menjadi pemenang Pemilu terus SBY ingin ketemu banget dengan Bu mega. Dari awal dibuka kesempatan itu selama SBY jadi presiden. Kendalanya kan sangat tergantung dari Bu Mega karena berbagai kesempatan bertemu selalu gagal," kata Max saat ditemui sebelum acara diskusi 'SBY dan Mega Penentu Arah Koalisi?' di Founding Fathers House, Kebayoran Baru, Senin (28/4/2014).
Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat itu menambahkan soal prediksi partainya dengan PDIP apakah kedua partai itu akan berkoalisi atau berseberangan di Pemilu Presiden tergantung dari hasil konvensi calon presiden PD. Menurutnya, hasil konvensi nanti bakal menentukan perubahan yang terjadi dalam kancah politik. Dia mengatakan dalam politik, kawan bisa menjadi lawan. Begitupun sebaliknya yang sebelumnya lawan menjadi kawan.
"Saya kira hal-hal itu wajar saja. PDIP dan PD jadi persoalan pada penentuan strategis. PD bisa jadi penentu dan status PDIP adalah pemenang pemilu," kata Anggota Komisi I DPR itu.
Lagipula, kata Max, sejauh ini belum ada parpol yang punya bakal calon presiden bicara pasti soal koalisi. Menurutnya, PD tidak ingin terjebak dan dijadikan sasaran tembak terkait penentuan nama capres secepatnya.
"Yang punya gawe sekarang yang punya capres itu belum. Gerindra dengan Pak Prabowo belum, PDIP belum, Pak Ical dan Golkar juga belum," sebut politikus kelahiran Maluku, 2 Maret 1946 itu
(hat/erd)