Ketua gugus tugas yang bertanggung jawab untuk menghancurkan senjata kimia Suriah mengatakan Damaskus masih memiliki sekitar 7,5% dari 1300 ton simpanan di satu tempat.
Sigrid Kaag, ketua Organisasi Larangan Senjata Kimia (OPCW) mendesak pemerintah Suriah untuk mematuhi batas waktu penyerahan senjata hari Minggu (27/04).
Kaag mengatakan sejauh ini pemerintah Suriah menunjukkan kerjasama yang konstruktif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kesepakatan Rusia dan Amerika untuk menghacurkan persenjataan Suriah dicapai tahun lalu setelah ratusan orang meninggal akibat roket sarin di luar Damaskus.
Misi multinasional untuk membasmi senjata ini diawasi oleh Dewan Keamanan PBB dan OPCW.
"Sejumlah besar materi senjata kimia telah dibuang namun belum dihancurkan dan itu berlaku untuk batas waktu tanggal 30 Juni," kata Kaag.
"Itulah sebabnya, penting untuk mengingatkan bahwa masih ada materi bahan kimia di satu tempat," kata Kaag, ketua OPCW kepada BBC.
Ia juga mengatakan PBB khawatir atas laporan baru-baru ini bahwa pasukan Suriah menggunakan gas klorin untuk senjata.
Klorin tidak termasuk dalam materi yang dicantumkan dalam perjanjian yang dianggap berhasil mencegah aksi militer Amerika terhadap pemerintah Suriah.
(nwk/nwk)