Diwakili oleh sejumlah ulama dan habaib yang merupakan tim sukses pencapresannya, Rhoma menuntut PKB memenuhi janji untuk mengusung dirinya sebagai capres, atau paling tidak cawapres. Jika tidak, para ulama dan habaib akan meminta Rhoma mundur dari posisi bakal capres dari PKB.
"Apabila PKB meninggalkan Haji Rhoma Irama dan tidak komit, kita akan bercerai, cerai dalam arti kata bisa rujuk kembali, apabila partai memegang komitmen awal," ujar ketua Tim Sukses Rhoma Irama for RI (Riforri) Habib Syehan Sihab di Posko Riforri, Cawang, Jakarta Timur, Sabtu (25/4) lalu.
Para ulama dan habaib yang tergabung dalam Tim Sukses Riforri merupakan para penggagas pencapresan Sang Ksatria Bergitar. Diawali pergerakan para ulama inilah Rhoma bisa muncul ke panggung politik sebagai salah satu kandidat capres yang ramai diperbincangkan.
Pencapresan Rhoma diawali pergerakan sejumlah ulama di Jatinegara, Jakarta Timur, mendeklarasikan dukungan agar pentolan Soneta ini bertarung di Pilpres 2014 pada bulan November 2013 lalu. Lalu di Kwitang, Senen, Jakarta Pusat, masih di bulan yang sama, di depan sejumlah ulama, Rhoma menyatakan kesediaannya menjadi capres.
Para ulama ini lalu bergerak 'menjajakan' Rhoma ke beberapa parpol hingga akhirnya pelantun tembang dangdut Begadang ini terikat 'perkawinan' dengan PKB. Rhoma tak sendirian, dia membawa dua anaknya dalam 'perkawinan' ini. Ficky Rhoma Irama dan Muhammad Ridho (Ridho Rhoma-red) menjadi caleg-caleg PKB.
PKB tampak serius mencapreskan Rhoma. Sang Raja Dangdut dibawa ke acara-acara penting. Namun banyak pihak yang ragu PKB serius menjadikan Rhoma kandidat capres. Untuk menepis keraguan, Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mendeklarasikan Rhoma sebagai salah satu bakal capres PKB. Selain Rhoma, PKB juga mendeklarasikan Jusuf Kalla dan Mahfud Md sebagai bakal capres.
Usai deklarasi, Rhoma makin aktif terlibat kegiatan-kegiatan PKB. Seiring dengan intensitas aktivitas Rhoma yang makin tinggi, elektabilitas PKB menanjak di berbagai survei. Banyak yang menduga kenaikan elektabilitas PKB ini karena strategi 'menjual' tiga bakal capres.
Meski tak sepenuhnya akurat, namun hasil survei bisa dikatakan tepat. Berdasarkan hitung cepat hasil Pileg 2014, PKB meraih suara signifikan, menjadi partai Islam nomor wahid. PKB ada di posisi kelima di bawah PDIP, Golkar, Gerindra, PD, dan di atas parpol-parpol Islam lainnya.
Beberapa kalangan meyakini Rhoma berperan signifikan untuk kenaikan suara PKB. Partai berlambang bola dunia ini diyakini menikmati 'Rhoma Effect'. PKB dilanda euforia, Rhoma Irama terlena.
Meski meraih kenaikan suara signifikan di Pemilu 2014, perolehan suara PKB yang ada di kisaran 9% masih jauh dari ambang batas pencapresan sebesar 25% suara sah nasional. Artinya, PKB tak bisa mengusung capres sendiri. Artinya, nasib tiga bakal capres PKB, termasuk Rhoma, tak menentu.
PKB mencoba realistis, urung mengusung capres, hanya ingin mengajukan cawapres. Dipimpin Cak Imin, mulailah PKB menggelar lobi-lobi mencari teman koalisi. Dalam proses lobi-lobi, tersiar kabar Cak Imin mengajukan dirinya sendiri untuk menjadikan cawapres. Kabar ini sudah dibantah oleh elite PKB.
Kabar itu membuat Rhoma gusar, pencapresannya menjadi samar. Segala puja puji di Pileg akan menjadi tak berarti jika keinginannya untuk diusung PKB dikebiri. Rhoma galau, rencana pencapresannya kacau.
Menambah kegalauannya, kabar tak menyenangkan datang dari pencalegan kedua putranya. Ficky yang maju di dapil Banten II dan Ridho di Jabar V gagal menuju Senayan. PKB tak mau disalahkan. Ketua Bapilu PKB Saiful Ma'sum menyatakan Ficky dan Ridho tak maksimal memanfaatkan waktu kampanye.
Sementara soal pencapresan, PKB juga memberi jawaban. "PKB masih baik hati kalau ada pemimpin koalisi yang menghendaki menjadi cawapres dipersilakan, tapi kalau tidak ada yang menghendaki jangan salahkan PKB. Komitmen awalnya capres, dan Rhoma juga tahu," kata Ketua DPP PKB Marwan Jafar.
Rhoma berang. Dia mengultimatum PKB memenuhi janji untuk mencapreskannya, atau paling tidak menawarkan dirinya sebagai cawapres ke parpol yang diajak berkoalisi. Jika janji itu tak dipenuhi, Rhoma dan para ulama pendukungnya mengancam mencabut dukungan.
"Seandainya PKB tidak lagi mencapreskan atau mencawapreskan Rhoma Irama, para ulama akan menarik dukungan kepada PKB," ujarnya.
Rhoma mengancam akan merapat ke parpol lain yang bisa memperjuangkan aspirasinya untuk NKRI. Rhoma terus berjuang untuk pencapresannya. Apakah perjuangan ini akan berhasil? Atau malah menjadi balada yang berujung duka?
(trq/vid)