Pejabat setempat, seperti dilansir AFP, Sabtu (26/4/2014), menuturkan bahwa bom yang dikendalikan dengan remote control tersebut sengaja dipasang tersembunyi di dekat sebuah pos polisi setempat. Bom tersebut meledak pada Jumat (25/4) malam di distrik Sai Buri, Provinsi Pattani.
Provinsi yang terletak di bagian selatan Thailand tersebut merupakan wilayah terbesar ketiga yang dihuni mayoritas warga muslim di Thailand. Selama beberapa tahun terakhir, wilayah tersebut dilanda konflik sektarian yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 6 ribu orang, sebagian besar warga sipil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi wilayahnya sangat luas. Setiap tahun, militan akan melakukan serangan untuk memamerkan kekuatan mereka," ucapnya kepada AFP.
Perundingan damai dengan sejumlah kelompok pemberontak di wilayah Thailand bagian selatan telah terhenti begitu saja di tengah jalan. Pemerintah Thailand seolah terpecah dengan adanya unjuk rasa antipemerintah yang tak berkesudahan di Bangkok.
"Terhentinya perundingan damai membuat mereka (militan) mengeksploitasi situasi dan kelemahan pemerintah karena adanya unjuk rasa," terang Paradorn.
Banyak warga setempat keturunan Melayu-muslim yang menuding pemerintah Thailand telah melakukan pelanggaran HAM dan tidak menghormati agama, budaya, dan budaya mereka. Kelompok militan setempat menginginkan wilayah mereka mendapat otonomi dari otoritas Thailand.
(nvc/trq)