"Kami bilang oke. Secara sekilas, masuk akal teorinya dan bikin studi kelayakan menggunakan duit kamu sendiri jangan pakai uang DKI," kata Ahok di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Jumat (25/4/2014).
Ahok mendukung pembangunan JIT karena konsep yang ditawarkan dengan bejana berhubungan sehingga secara otomatis bisa keluar dari sungai tanpa harus dipompa. "Masuk akal kan dengan konsep bejana berhubungan ini. Kalau misalnya harus pakai pompa, mau pompa yang kapasitas berapa?" katanya.
Lebih lanjut mantan Bupati Belitung Timur ini meminta perusahaan swasta yang mengusulkannya, yakni PT Antaredja Mulia Jaya, untuk melakukan studi kelayakan terlebih dulu. Dia menambahkan pembangunan JIT nantinya tidak akan membebani ABPD maupun APBN tapi murni dibangun oleh swasta.
Terpisah, Komisaris PT Antaredja Mulia Jaya, Wibisono mengatakan pihaknya akan segera melakukan studi kelayakan karena sudah dapat 'lampu hijau' dari Pemprov DKI. "Sudah diteken sama gubernur DKI. Abis ini dilakukan kajian kelayakan studi selama 4 bulan. Akhir tahun akan mulai bangun dan butuh waktu pembangunannya selama 3 tahun," ujarnya usai bertemu Ahok di Balai Kota.
JIT nantinya menghubungkan Ulujami-Tanah Abang untuk menampung air dari Kali Pesanggarahan serta Manggarai-Pasar Minggu menampung air Kali Ciliwung masing-masing dua lajur sepanjang 12 km. Kedalamannya sekitar 5 meter hingga 15 meter dari permukaan tanah dengan diameter 11 meter. Total dana yang dibutuhkan mencapai Rp 24 triliun.
Direktur Utama PT Antaredja Mulia Jaya Agus Sidharta menambahkan, selama proses pembangunan JIT, dia menjamin lalu lintas di Jakarta tidak akan terganggu. "Ini berbeda dengan pembangunan Mass Rapid Transit (MRT). MRT bikin macet, kalau JIT ini orang di jalan tidak akan tahu kalau di bawahnya dibangun JIT," kata dia.
(ros/jor)