Ketua DPP Partai Golkar Yoris Raweyai menyebutkan Golkar memiliki setidaknya empat nama cawapres yang mengerucut menjadi dua nama. "Dari yang tersisa dari pengerucutan nanti akan dibawa ke Rapimnas 3 Mei nanti," kata Yoris saat berbincang dengan detikcom, Jumat (25/4/2104).
Menurut Yoris Golkar tidak masalah bila mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD yang kemarin bertemu dengan Ical menolak untuk menjadi cawapres dari Golkar. "Kan kita menjalin komunikasi dengan banyak kandidat, yang dengan Pak Mahfud kemarin di Bali itu kebetulan terekspos (media)," ujarnya. "Tidak masalah kalau tidak jadi (dengan Mahfud)."
Yoris mengisyaratkan cawapres yang akan dipilih Golkar berasal dari kalangan partai. Hal tersebut berkaca pada Susilo Bambang Yudhoyono yang memilih capres pada pemilu lalu. Golkar belajar dari pengalaman tersebut. "Golkar tidak melihat cawapres harus dari kalangan sipil atau militer," ucapnya.
Yoris menambahkan, Golkar tidak ingin terburu-buru dalam menentukan cawapres dan mitra koalisinya. "Kita tidak mau salah, nanti bisa seperti partai lain yang ada masalah dalam berkoalisi," tutur Yoris seraya menyebut konflik internal PPP bisa menjadi pelajaran dalam memilih koalisi.
Dalam memilih partai koalisi, tegas Yoris, Golkar tidak terpatok pada partai tertentu saja. Golkar terbuka lebar untuk menjalin koalisi dengan partai nasionalis atau yang berbasis agama. "Bisa dengan Demokrat, PAN, PKB, Hanura, PKS. Komunikasi dengan mereka juga terus kita lakukan," ungkapnya.
(brn/rmd)