Obama terbang menuju basis Angkatan Udara AS di Osan, daerah di luar Seoul. Demikian seperti dilansir dari kantor berita AFP, Jumat (25/4/2014). Perjalanan Obama juga akan dibayangi dengan duka Korea Selatan dengan tenggelamnya kapal feri berisi siswa-siswa yang menyebabkan 171 orang meninggal dunia dan 131 lainnya masih menghilang.
Selain itu, kedatangan Obama juga dibayangi oleh hubungan Korsel dan negara serumpunnya Korut yang masih tegang karena adanya dugaan uji coba nuklir yang dilakukan Korut. Uji coba nuklir Korut ini terungkap setelah Korsel mendeteksi adanya peningkatan aktivitas di lokasi uji coba nuklir yang ada di negara tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kim menekankan, program senjata nuklir yang dikembangkan Korut telah mencapai tahap untuk bisa melakukan uji coba kapan saja. Hal ini hanya tergantung pada instruksi yang disampaikan oleh pemimpin Korut di Pyongyang, dalam hal ini Kim Jong Un.
Sejauh ini, Korut sudah melakukan uji coba nuklir sebanyak 3 kali, yakni pada tahun 2006, 2009 dan 2013 lalu. Semua uji coba nuklir tersebut dilakukan di Punggye-ri yang ada di wilayah timur laut negara ini.
Obama memang akan memulai tur Asia pekan ini dan dimulai dengan Seoul, Korsel. Muncul spekulasi bahwa Korut mungkin akan melakukan provokasi besar yang bersamaan dengan kunjungan Obama tersebut.
Ditambahkan Kim, militer Korsel bersama dengan militer AS secara intens berbagi informasi intelijen terkait hal ini. Sedangkan Panglima Komando Gabungan Korsel telah membentuk pasukan khusus sebagai antisipasi jika Korut melakukan detonasi bawah tanah.
"Kami berencana melakukan persiapan secara menyeluruh bagi uji coba nuklir keempat atau segala macam bentuk provokasi (dari Korut)," tandasnya.
Menanggapi informasi ini, sejumlah pengamat mengungkapkan keraguannya bahwa Korut benar-benar akan melakukan uji coba nuklir. Menurut pengamat, Korut hanya berniat memancing emosi selama kunjungan Obama di Korsel.
(dha/nwk)