Remaja bernama Choi tersebut menghubungi nomor layanan darurat 119 pada Rabu (16/4) lalu, pukul 08.52 waktu setempat, atau tiga menit sebelum awak kapal mengirimkan sinyal darurat. Panggilan darurat tersebut diterima oleh dinas pemadam setempat yang kemudian diteruskan kepada patroli laut Korsel.
Seorang pejabat patroli laut menuturkan kepada wartawan, bahwa Choi sempat dikira sebagai salah satu awak kapal. Remaja ini dibombardir dengan berbagai pertanyaan soal koordinat kapal feri dan juga jumlah penumpang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kantor berita Yonhap melaporkan, penyelam menemukan jasad Choi dari dalam kapal pada Kamis (24/4) pagi. Jasad remaja ini telah diidentifikasi oleh kedua orang tuanya.
Namun tes DNA masih dilakukan untuk secara formal mengkonfirmasi identitasnya. Choi merupakan salah satu dari ratusan siswa SMA Danwon yang masih terjebak di dalam kapal tujuan Pulau Jeju tersebut.
Dari total 476 penumpang dan awak yang ada di atas kapal feri Sewol tersebut, sebagian besar atau lebih dari 300 orang merupakan murid SMA Danwon, Ansan yang hendak berwisata ke Pulau Jeju. Hanya 174 orang, termasuk kapten kapal dan awaknya berhasil diselamatkan.
Kapten kapal Sewol, Lee Joon Seok dan 10 awak kapal lainnya telah ditahan oleh kepolisian Korsel dan dijerat banyak dakwaan atas kelalaian mereka meninggalkan penumpang. Kapten kapal menjadi sorotan utama dan target kritikan tajam publik karena menunda proses evakuasi, hingga kondisi kapal sangat miring dan upaya penyelamatan sulit dilakukan.
Korban tewas kini mencapai 180 orang, sedangkan 122 orang lainnya masih terjebak di dalam kapal.
(nvc/fjp)