Berbicara kepada media di Medan, Selasa (22/4/2014), Media Manager Mapna Co Ehssan Malayery menyatakan, Mapna sudah berpengalaman menangani berbagai proyek energi di berbagai negara, terutama Timur Tengah. Setiap proyek punya situasi uniknya sendiri, demikian juga proyek pertama mereka di Indonesia ini.
"Setiap proyek punya masalah sendiri, tetapi kami tidak akan mundur. Kami siap untuk bekerjasama dalam program yang lainnya di Indonesia. Bagi Iran dan Indonesia, ini bisnis yang sama-sama menguntungkan," kata Ehssan.
Disebutkan Ehssan, situasi khas yang terjadi dalam pelaksanaan pengerjaan proyek Life Time Extention (LTE) Gas Turbine (GT) 2.2 PLTGU di Belawan, Medan, Sumatera Utara (Sumut), mendapat perhatian serius dari manajemen Mapna di Teheran, Iran. Namun, sejak awal sudah disampaikan, agar proyek itu diselesaikan dengan baik.
"Proyek itu sudah diselesaikan, dan memberi manfaat yang lebih baik dari kondisinya semula," tukas Ehssan didampingi Project Manager Jafar Ghaffary.
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menggandeng konsorsium Mapna Co serta PT Nusantara Turbin dan Propulsi untuk memperbaiki GT 2.2 PLTGU Belawan sebesar 132 MW (Megawatt). Setelah selesai diperbaiki ternyata mesin itu mampu menyuplai daya hingga 145 MW, lebih baik dari ekspektasi semula, demikian juga perbaikan GT 2.1. Mapna tidak mengenakan biaya tambahan untuk kelebihan ini.
Namun pelaksanaan proyek itu tidak berjalan mulus dari sisi hukum. Kendati memberikan benefit yang tinggi dan prosedur yang jelas, Kejaksaan Agung menyatakan ada potensi kerugian negara dalam proyek itu. Jaksa lantas menetapkan enam tersangka. Empat pegawai PT PLN, serta mantan Direktur PT Nusantara Turbin dan Propulsi dan Direktur PT Mapna Indonesia Mohammad Bahalwan.
(rul/rmd)