Pertemuan ini sebenarnya digelar tertutup. Namun suara pidato Prabowo terdengar jelas dari pengeras suara yang ada di luar ruangan rapat. Selain Prabowo dan Agum Gumelar, ada mantan Kepala Staf Umum Mabes TNI Letjen (Purn) Suryo Wibowo dan eks Pangkostrad Jenderal TNI (Purn) Wismoyo Arismunandar dalam pertemuan itu.
"Senior-senior sekalian, saya tidak akan rinci, dengan lengsernya Pak Harto, saya juga keluar. Intinya adalah, reformasi datang begitu cepat. Sehingga kita melihat eksistensi Indonesia. Kondisi Indonesia setelah reformasi, Aceh ingin merdeka, bahkan mereka minta bendera sendiri. Mereka mendirikan syariat Islam, dan juga Papua," kata Prabowo dalam pidatonya.
Dalam kondisi seperti itu, Prabowo yang mengaku dididik para senior itu mengaku berjuang tidak kenal menyerah. Prabowo lantas mengungkit Indonesia yang pernah jadi macan Asia, dia memaparkan Indonesia yang pernah surplus devisa.
"Jadi kalau ada yang menyatakan 98 krismon, itu adalah bohong. Yang terjadi bukan krismon dan krisis ekonomi tapi perang ekonomi, ekonomi kita dirusak. Kita buktikan bahwa apa yang terjadi adalah pengrusakan Indonesia, siapa yang merusak, kita bisa bahas," katanya.
Hal itu membuat Prabowo ingin berpolitik. Awalnya Prabowo memilih Golkar sebagai partai untuk berjuang.
"Awalnya saya di Golkar, Golkar sudah dipegang pengusaha modal besar, mental-mental uang. Saya mencoba bertahan beberapa bulan. Tidak tahan dan keluar. Mental di Golkar mental uang, jual beli-jual beli," katanya.
Dia lantas menegaskan manifesto perjuangan Gerindra. Antara lain semangat kembali ke UUD 1945.
"Yang setia kepada TNI yang memperjuangkan secara murni adalah Gerindra. Boleh dicek, Golkar yang didirikan AD, tapi tidak," katanya.
"Gerindra bukan menentang kapitalisme tapi kapitalisme yang tidak terkendali," imbuh Prabowo.
Kondisi ekonomi Indonesia, menurut Prabowo, tidak membaik. Dalam kondisi ini dibutuhkan semangat untuk melakukan perubahan.
"Kita dirikan partai baru, karena partai-partai yang ada hanya pura-pura, kita bertekad akan menggunakan pasal 33 sebagai prinsip ekonomi. Karena kita akan dengan cepat menuju ini," janji Prabowo.
"Sebagai contoh, saya selalu cerita tentang industri kelapa sawit, saya pernah menjadi dirut saya paham dan mengerti kenapa kekayaan kita lari ke luar negeri. Kita lihat kekayaan bangsa yang bumi dan air itu diberikan ke swasta dalam bentuk HGU, lalu dipakai untuk meminjam uang ke negara," tegas Prabowo.
(van/nrl)