Persidangan yang dipimpin hakim ketua Made Sutrisna ini mengagendakan 1 saksi yaitu Gatot. Awalnya Made menanyakan latar belakang hubungannya dengan Holy. Gatot mengaku mengenal Holy pada tahun 2007 saat Holy bekerja sebagai pemandu lagu.
Kemudian, hakim juga menanyakan perihal hubungan Gatot dan Holy setelah menikah pada akhir bulan Januari 2011 yang beberapa kali diwarnai pertengkaran. Hakim lalu menanyakan apakah Gatot menceritakan pertengkarannya kepada Surya, tetapi Gatot tidak jelas menjawab pertanyaan hakim.
"Secara spesifik tidak, tapi mungkin ketika ada kejadian ribut, saya cerita," kata Gatot menjawab pertanyaan hakim, di PN Jaksel, Jl Ampera Raya, Selasa (22/4/2014).
Gatot mengenal Surya sekitar tahun 2011. Surya sering menjemput Gatot di gedung BPK dan mengantarnya ke apartemen Kalibata City di mana Holy tinggal.
Gatot kemudian menceritakan di persidangan ketika dia bertengkar hebat dengan Holy hingga kaosnya terlepas. Saat itu, ada satu penghuni apartemen yang keluar dan melihat hal itu.
"Kaos saya terlepas ditarik. Ada satu orang di ujung (apartemen), tapi saya nggak tahu siapa," ucap Gatot.
Hakim kemudian menanyakan, apakah Gatot menyuruh Surya untuk merencanakan pembunuhan terhadap Holy. Namun, Gatot membantah.
"Saya tidak pernah menyuruh (Surya), ya tadi dikatakan membunuh," kata Gatot.
Hakim juga membeberkan isi Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Gatot yang menyebutkan jika Gatot meminta Surya untuk mencarikan orang untuk membunuh Holy. Lagi-lagi, Gatot membantah.
"Saya tidak pernah memberikan keterangan itu (menyuruh Surya mencarikan orang untuk membunuh Holy). Saya tidak tahu," kata Gatot.
Kemudian, hakim anggota Nur Aslam juga mengorek keterangan Gatot berdasar pada BAP dan tulisan tangan Surya Hakim. Dalam tulisan tangan Surya disebutkan Gatot curhat pada dia. Surya juga mengusulkan untuk membunuh Holy.
"Mau nyantet nggak bisa, racun deh, racun nggak bisa, semua keterangan di BAP polisi dan tulisan tangan Surya itu sama persis, jadi mana yang nggak bener, siapa kira-kira yang nggak bener," tanya Nur Aslam pada Gatot saat dia kembali membantah.
(dha/aan)