Kapal feri Sewol ini membawa 29 awak kapal, termasuk kapten kapal yang bernama Lee Joon Seok. Sebanyak 20 awak berhasil menyelamatkan diri ketika kapal miring dan mulai tenggelam pada Rabu (16/4) lalu. Yang semakin memicu kemarahan publik, kapten dan awak kapal tersebut tergolong yang pertama dievakuasi ketika ratusan penumpang masih terjebak di dalam kapal.
Kapten Lee dan 2 awak kapal ditahan pada akhir pekan lalu, sedangkan 4 orang awak kapal lainnya ditahan pada Senin (21/4) kemarin. Ketika empat awak kapal tersebut dipamerkan kepada wartawan, Selasa (22/4) ini, mereka hanya bisa menundukkan kepala dan menyembunyikan kepalanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami berusaha mengakses perahu penyelamat tapi kondisi seluruh kapal sudah terlalu miring," ucap salah satu awak yang tak diketahui namanya, seperti dilansir AFP, Selasa (22/4/2014).
"Kami berusaha meluncurkan perahu penyelamat tapi sangat sulit untuk menjangkau lokasinya," timpal seorang awak lainnya sambil menundukkan kepalanya.
Saat ini, korban tewas dalam insiden ini sudah mencapai 108 orang. Sedangkan sebanyak 194 orang lainnya dinyatakan masih hilang. Dari total 476 penumpang dan awak yang ada di atas kapal tersebut, sebagian besar atau lebih dari 300 orang merupakan murid SMA Danwon di Ansan yang hendak berwisata ke Pulau Jeju.
Seorang awak kapal lainnya menyebutkan, bahwa kapal Sewol memiliki 'cacat' struktural yang membuatnya sulit kembali stabil setelah kehilangan keseimbangan. Awak kapal tersebut juga menyebutkan adanya sejumlah kerusakan pada sistem kemudi kapal tersebut. Kapal feri Sewol dirakit tahun 1994 di Jepang dan kemudian dibeli oleh Cheonghaejin Marine Company pada tahun 2012 lalu.
Penyelidikan sementara menyatakan bahwa kapal Sewol mulai terbalik setelah melakukan belokan cukup tajam ketika mendekati Pulau Jeju. Melihat kondisi ini, para ahli setempat menganalisis bahwa kargo yang dibawa kapal ini mengalami pergeseran sehingga memicu ketidakseimbangan kapal yang kemudian terbalik dan tenggelam.
(nvc/nwk)