Remaja laki-laki tersebut menghubungi nomor darurat 119 dengan telepon genggamnya, sekitar 3 menit setelah kapal feri Sewol diyakini sedikit berbelok arah. Panggilan remaja tersebut diterima oleh layanan pemadam kebakaran setempat, yang kemudian meneruskan sambungan kepada patroli pantai setempat.
Panggilan remaja laki-laki tersebut kemudian diikuti oleh 20 panggilan darurat lainnya, yang semua berasal dari anak sekolah SMA Danwon. Demikian disampaikan seorang petugas dinas pemadam kebakaran setempat kepada Reuters, Selasa (22/4/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Remaja yang pertama melakukan panggilan darurat tersebut diketahui bermarga Choi. Nahas, namanya berada di antara daftar penumpang yang dinyatakan masih hilang.
Menurut petugas dinas pemadam tersebut kepada media setempat MBC TV, suara remaja tersebut bergetar dan terdengar sangat terburu-buru. Remaja itu sempat kebingungan sehingga dibutuhkan waktu untuk mengidentifikasi bahwa dia berada di kapal feri Sewol.
"Selamatkan kami! Kami ada di sebuah kapal dan saya pikir ini mulai tenggelam," ucap remaja tersebut seperti dikutip kantor berita Yonhap.
Petugas dinas pemadam kemudian memintanya untuk menyerahkan telepon kepada kapten kapal, namun remaja itu menjawab: "Maksud Anda guru?" Pengucapan kata 'kapten' dengan 'guru' dalam bahasa Korea memang nyaris sama, sehingga kemungkinan remaja tersebut salah mendengar.
Dari total 476 penumpang dan awak yang ada di kapal Sewol, sebanyak 339 orang merupakan anak sekolah SMA Danwon, Ansan dan gurunya. Hanya 174 orang yang berhasil diselamatkan. Sebanyak 104 orang ditemukan tewas, dan sekitar 198 orang lainnya masih hilang.
(nvc/nwk)