Laporan ini disampaikan oleh Gedung Putih Amerika Serikat kepada wartawan. AS mengklaim mendapat indikasi bahwa serangan kimia kembali muncul di Suriah yang hingga kini masih dilanda konflik.
"Kami mendapat indikasi penggunaan zat kimia beracun, kemungkinan klorin, di Suriah bulan ini, di Desa Kafr Zita yang didominasi oposisi," terang juru bicara Gedung Putih, Jay Carney seperti dilansir AFP, Selasa (22/4/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengungkapan ini terjadi setelah pengumuman dari Presiden Prancis Francois Hollande pada Minggu (20/4) bahwa pemerintahannya mendapat informasi penggunaan senjata kimia oleh rezim Presiden Assad, namun tanpa bukti kuat.
Ada sejumlah laporan mengenai serangan kimia di Kafr Zita, Provinsi Hama yang terjadi pada April ini. Baik pemerintah maupun kelompok oposisi Suriah saling tuding atas serangan tersebut.
Secara terpisah, Departemen Luar Negeri AS juga menyebutkan adanya indikasi serangan kimia di Suriah. "Tentu saja diperlukan investigasi atas apa yang sebenarnya terjadi di sana. Kami bekerja dengan mitra kami untuk menemukan fakta-fakta di lapangan," ucap juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki.
Tudingan baru ini muncul seiring terus berlangsungnya kinerja Organization for the Prohibition of Chemical Weapons (OPCW) dan sejumlah ahli lainnya dalam memindahkan fasilitas kimia milik pemerintah Suriah. Pekan lalu, OPCW menuturkan, sebanyak 65 persen persenjataan kimia milik Suriah telah dipindahkan keluar dari negara tersebut.
(nvc/nwk)