"Pasukan nasi bungkus ini semakin marak. Black campaign melalui internet baik lewat twitter maupun facebook merajalela dan bahkan jadi cara kampanye," kata Fadli kepada detikcom, Selasa (22/4/2014).
Fadli menuturkan fenomena pasukan nasi bungkus hanya ada di Indonesia. Karena di Indonesia orang bebas membuat akun anonim.
"Di luar negeri orang tidak gampang bikin akun palsu. Di satu sisi ini menunjukkan liberalisasi yang luar biasa di bidang internet. Kalau di Singapura atau Malaysia itu kan memang ada kontrol, di Inggris pun ada kontrol," katanya.
Namun Fadli menuturkan Gerindra tak takut menghadapi 'Panasbung' dari partai lain. "Gerindra berupaya mengimbangi dengan kampanye positif. Panasbung ini kan jadi sampah virtual. Jadi kalau baliho itu kan sampah visual, kalau ini sampah virtual," katanya.
Berikut puisi Fadli Zon yang dipublikasikan di detikcom, Senin (21/4):
'Pasukan Nasi Bungkus'
Kami pasukan nasi bungkus
Laskar cyber pejuang di belakang komputer
Senjata kami facebook dan twitter
Menyerang lawan tak pernah gentar
Patuh setia pada yang bayar
Kami pasukan nasi bungkus
Hidup dari cacian dan fitnah harian
Tetap gagah bertopeng relawan
Tak kenal menyerah selalu melawan
Identitas diri jarang ketahuan
Kami pasukan nasi bungkus
Punya sejuta akun siluman
Bagai pedang terhunus
Siap menghujam setiap orang
Kami pasukan nasi bungkus
Tak takut dosa apalagi neraka
Kami bisa tertawa di balik luka
Demi sebungkus nasi dan kiriman pulsa
Fadli Zon, 20 April 2014
(van/mok)