Tak Mampu Atasi Konflik Internal, PPP Dianggap Bukan Partai Modern

Tak Mampu Atasi Konflik Internal, PPP Dianggap Bukan Partai Modern

- detikNews
Senin, 21 Apr 2014 09:55 WIB
Jakarta - Konflik internal di tubuh PPP yang berakibat pada pemberhentian sementara Ketum PPP Suryadharma Ali (SDA) menunjukkan bahwa partai berlambang ka'bah itu belum modern. Padahal PPP merupakan partai yang sudah malang melintang di politik Indonesia sejak zaman orde baru.

"PPP belum modern dan tidak dewasa. Salah satu indikasi partai modern adalah ketika bisa me-manage konflik internal. Jadi PPP tidak bisa kita sebut sebagai partai yang modern," kata pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing, saat berbincang dengan detikcom, Senin (21/4/2014).

Emrus membandingkan kondisi internal PPP dan Partai Golkar yang sama-sama bergejolak saat ini. Meski muncul wacana-wacana evaluasi pencapresan Ketum Golkar Aburizal Bakrie, namun hal itu tak memicu pemecatan antar anggota.

"Golkar juga sekarang bergejolak tapi saya melihat tidak akan sampai pecat- memecat," ucap Emrus.

Kedatangan SDA ke kampanye Gerindra di GBK pun dinilai hanya merupakan suatu pemicu. Sebenarnya, faksi-faksi dengan suara berbeda di PPP sudah ada sejak lama.

"Faksi-faksi itu sudah tajam sejak dulu. Ketika perilaku SDA dianggap berbeda oleh faksi itu, maka ada keputusan memecat SDA. Sebenarnya, kesalahan SDA yang datang ke kampanye Gerindra kan bukan kesalahan substansial. Bukan perilaku tercela, misalnya pelecehan atau korupsi," ujar Emrus.

(ndr/mad)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads