Data titik panas itu berdasarkan satelit Terra/Aqua dari BMKG Pusat yang disampaikan ke Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Minggu (20/4/2014). Pantauan setelit dikeluarkan pada pukul 05.00 WIB.
Hotspot yang ada di Riau terlihat hampir menyebar di seluruh kabupaten yang ada. Tentunya bila tidak segera dipadamkan, hotspot akan memicu kabut asap seperti sebulan yang lalu.
Dari 47 hotspot tersebut, terdapat di Kabupaten Bengkalis,10, Meranti 4, Kota Dumai 4, Kab Inhil 2, Kab Inhu 2, Pelalawan 5, Rohil 14, Rohul 1 dan Kabupaten Siak 5.
"Kondisi itu belum menimbulkan kabut asap. Jarak pandang di bandara kita sejak pagi hingga siang lebih dari 7 km," kata Airpot Duty Manager Bandara SSK II Pekanbaru, Ibnu Hasan, kepada detikcom.
Status Tanggap Darurat yang ditetapkan Presiden SBY sudah berakhir pada 4 April lalu. Sejak itu, 1.000 prajurit TNI yang bertugas di Riau ditarik ke Mabes.
Pasca penarikan pasukan, penanganan kebakaran hutan dan lahan menjadi tanggung jawab Gubernur Riau, Annas Maamun. Namun pihak BNPB tetap memberikan pendampingan dalam masa transisi ini.
Rencananya, pada bulan Mei BNPB akan kembali memberikan bantuan pasukan TNI dan Polri berjumlah sekitar 4 batalyon. Pasukan ini nantinya akan ditempatkan di masing-masing kabupaten di Riau untuk mengantisipasi kebakaran lahan terulang kembali.
(cha/nrl)