"Ada momentum yang bisa dikatakan, partai-partai Islam dan yang berbasis Islam suaranya lebih tinggi daripada sebelumnya. Momentum ini tidak akan kita sia-siakan atau manfaatkan? Banyak komunikasi sebelumnya, kenapa kita tidak kumpul-kumpul dulu bahas apa yang akan kita lakukan," kata Drajad dalam Diskusi Polemik Sindo Trijaya 'Ragu-ragu Poros Baru' di Warung Daun, Cikini, Jakpus, Sabtu (19/4/2014).
Pada Kamis (17/4) yang lalu memang beberapa tokoh partai Islam berkumpul di rumah almarhum pengusaha Hasyim Ning untuk membahas pembentukan poros Islam ini. Tetapi menurut Drajad, tidak tertutup kemungkinan bahwa partai Islam akan merapat ke salah satu poros partai nasionalis. Alasannya, Indonesia majemuk dan harus dipimpin bersama-sama.
"Kenapa tidak kumpul bareng-bareng, partai berbasis Islam bergabung dengan partai nasionalis. Gabungan ini akan dashyat sekali. Itu yang mendasari poros tengah," ujarnya.
Selain melakukan pertemuan parpol berbasis Islam, Drajad mengaku bahwa PAN sudah melakukan pertemuan bilateral yang intensif dengan partai-partai lain. Namun ia enggan menyebutkan partai mana saja dan apakah melibatkan partai nasionalis.
"Selain pertemuan di Cikini kemarin, ada juga pembicaraan bilateral antar 4 partai. Salah satunya PAN. Kualat kalau saya mengumumkan melewati Ketum. Pembicaraan tersebut belum mengerucut, belum sampai nama," tuturnya.
(rmd/rmd)