Panas! Pengacara Akil Mochtar 'Ngamuk' Disebut Minta Saksi Cabut BAP

Panas! Pengacara Akil Mochtar 'Ngamuk' Disebut Minta Saksi Cabut BAP

- detikNews
Jumat, 18 Apr 2014 00:09 WIB
Jakarta - Suasana di akhir persidangan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar memanas. Pengacara Akil, Adardam Achyar berteriak dalam ruangan persidangan.

Emosi Adardam meluap gara-gara tim jaksa KPK menyampaikan ke majelis hakim soal aduan anggota DPRD Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Bakhtiar Ahmad Sibarani. Usai bersaksi, Bakhtiar kepada tim jaksa sempat menyampaikan dirinya ditekan oleh Adardam.

"Yang mulia saya bisa minta untuk perlindungan saksi, saksi Bakhtiar ada menyampaikan kepada kami ada dari penasihat hukum Akil agar cabut BAP," kata jaksa Elly Kusumastuti di Pengadilan Tipikor, Jl HR Rasuna Said, Jaksel, Kamis (17/4/2014) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mendengar pernyataan Elly, Adardam naik pitam. Sambil berteriak, dia membantah tudingan dirinya menekan saksi. "Saya juga berani disumpah. Sebab Anda penipu, kalau mau bicara di persidangan," kata Adardam dengan posisi berdiri.

"Eh eh. Sudah sudah," sahut jaksa.

"Anda yang berusaha menambah persoalan. Kapan saya ancam?" katanya.

Hakim ketua Suwidya yang sudah mengetuk palu menutup sidang, terpaksa kembali berbicara. "Karena sudah selesai dan tidak ada hubungan dengan perkara ini. Kita tetap pada keterangan," ujarnya.

Tapi Adardam terus berbicara. "Yang mulia sangat nyata setelah dia berbisik-bisik baru timbul. Kalaupun ada ancaman harusnya tadi dong sampaikan," ujarnya.

Usai persidangan, Bakhtiar menceritakan awal permintaan pencabutan BAP. Saat sidang diskors, sebelum dirinya memberi kesaksian, Adardam mendekatinya meminta agar dia mencabut semua BAP pemeriksaan di KPK.

"Diminta bapak itu yang kacamata itu (Adardam), mendatangi saya, bilang ke saya cabutlah BAP itu, saya jawab tidaklah pak saya tetap pada keterangan saya," sebutnya.

Dalam kesaksiannya di persidangan Bakhtiar menjelaskan, dirinya pernah diminta Akil nomor telepon selulernya. "Kalau saya telepon adinda, tolong diangkat," begitu pesan Akil kepada Bachtiar saat itu.

Tidak lama setelah pertemuan itu, Akil menghubungi beberapa kali nomor Bachtiar. Namun karena nomor Akil tidak disimpan, Bakhtiar tidak mengangkatnya. Di ujung telepon itu, Akil meminta kepada Bachtiar agar bisa dihubungkan ke Bonaran.

Akil minta uang Rp 3 miliar kepada Bonaran. Tapi Bachtiar takut untuk menyampaikan permintaan itu.

"Kau tinggal bilang saja," pinta Akil kepada Bachtiar. Permintaan itu juga berulangkali diminta Akil.

Bachtiar juga mengaku sempat menunjukan langsung SMS Akil kepada Bonaran. Entah karena tidak mendapat respon dari Bonaran, Akil malah 'rela' menurunkan permintaannya.

"Kalau nggak mau 3,2 saja lah," kata Bakhtiar menirukan pesan Akil.

(fdn/jor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads