"Jadi dalam percaturan Pilpres ini bukan sekedar Jokowi, Prabowo, atau Ical. Di luar partai satu dua tiga itu masih terbuka kemungkinan ada kekuatan keempat. Jangan lupa kalau partai nomor satu, dua, dan tiga dikumpulkan baru 45 persen. Masih ada 55 persen di luar itu," kata anggota MPP PAN Alvin Lie, kepada detikcom, Kamis (17/4/2014).
Karena itu PAN masih mencoba menjajaki poros strategis itu. Meski belum ada gambaran siapa sosok capres dan cawapres yang bakal diusung partai menengah itu.
"PAN masih menjajaki kemungkinan koalisi non Jokowi, non Prabowo, dan non Golkar mungkin. Jadi kita masih terbuka walaupun kita juga terus berkomunikasi dengan Gerindra dan PDIP," kata Alvin.
"Ini hitung-hitungannya seandainya kekuatan keempat ini terbentuk ada Demokrat, PAN, Hanura, PKS, dan PPP yang belum jelas juga kan. Ini kalau terbentuk bisa saja salah satu dari tiga partai besar tidak punya tiket mengajukan calon," lanjut Alvin.
Namun PAN belum menentukan siapa capres yang bakal diusung koalisi itu. "Capresnya itu masih sangat terbuka karena kita baru penjajakan. Penjajakan bukan hanya soal capres-cawapres. Kalau kita bergabung program prioritas itu apa, masing masing-masing partai ini selama kampanye pileg membuat janji-janji ke konstituen, inilah yang harus dijaga," ungkap Alvin.
"Kita belum bicara kursi. Kemudian kerjasama di parlemen seperti itu apa, itu berpengaruh pada DPR yang akan disusun seperti apa. Kita juga membahas kerjasama ini di tingkat di daerah seperti apa. Dan yang tidak kalah penting ya ongkos kampanye ini bagaimana. Jadi banyak yang harus dibahas secara seksama," pungkasnya.
(van/try)