Koalisi Kerempeng Capres Banteng

Koalisi Kerempeng Capres Banteng

- detikNews
Kamis, 17 Apr 2014 13:24 WIB
Jakarta - Joko Widodo ingin membangun koalisi terbatas untuk menghadapi Pilpres 2014. Sang capres kerempeng ini ingin membangun koalisi yang kerempeng namun efektif, ketimbang montok tapi bikin pusing.

Kini yang sudah pasti merapat ke PDIP adalah Partai NasDem. Koalisi PDIP-NasDem memang sangat kerempeng, tapi sudah cukup untuk mengusung Jokowi di Pilpres 2014. Meski demikian, Jokowi tak memungkiri terus menjalin komunikasi dengan partai lain.

Istilah kerempeng sebenarnya sudah melekat pada diri Jokowi. Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri saja menyebut Jokowi sebagai capres kerempeng.

"Sekarang saya kasih si kerempeng ini (Jokowi), tapi dia bertenaga banteng," kata Megawati saat jadi jurkam kampanye akbar PDIP di GOR Pancasila, Surabaya, Jawa Timur, Senin (17/3) lalu.

Tentu saja koalisi kerempeng yang dibangun Jokowi bukan melihat dari berat badan Gubernur DKI terebut. Tim sukses Jokowi, Teten Masduki, memaparkan alasan membangun koalisi yang lebih efektif agar tak ribut bagi-bagi kue kekuasaan tersebut.

"Harapan masyarakat kepada Pak Jokowi itu membangun sebuah koalisi yang terbatas yang memang tidak mengganggu agenda perubahan yang diharapkan masyarakat," ujar Teten.

Tak hanya itu, Jokowi juga menegaskan tak bakal bagi-bagi menteri. Konsep koalisi Jokowi ini memang bertujuan memantapkan sistem presidensiil. Namun untuk soal yang satu ini, banyak pihak meragukan. Lantaran selama ini koalisi selalu berujung kepada power sharing. Kalau tidak bagi-bagi menteri, apa yang mau dibagi? Lalu apakah konsep koalisi kerempeng Jokowi bakal membuat pemerintahannya kokoh tanpa goyangan DPR?

Tentu saja Jokowi sudah mempersiapkan semuanya dengan baik. Meski belum terbuka soal bangunan koalisi pasca Pilpres.


(van/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads