"Ini suatu kegelisahan bagaimana kita melihat Indonesia ke depan, ini kegelisahaan anak bangsa. Artinya kita pemimpin itu betul-betul bisa menjadi mandiri berdaulat. Dan tentu saja harus punya kemampuan, karena kalau tidak punya kapasitas berarti kita seperti sedang berjudi," kata Fadli kepada detikcom, Rabu (16/4/2014).
Fadli mencontohkan perjalanan karier politik aktor yang sukses jadi presiden Filipina, Joseph Estrada. Joseph gagal memimpin Filipina dan tumbang dua tahun setelah berkuasa.
"Joseph Estrada jadi presiden tapi karena dia tidak punya kapasitas dua tahun tumbang dan akhirnya bergejolak," kata Fadli.
Apakah sajak sindiran itu diarahkan Fadli ke Jokowi? Sayang Fadli tak mau menjelaskan kepada siapa satire itu diarahkan. Meski disebut kemacetan, banjir, sampai bus karatan dalam satirenya.
"Itu silakan pembaca yang menginterpretasikan. Yang jelas pemimpin itu harus mampu dan bisa bertanggung jawab," pungkasnya.
Beriku puisi Fadli Zon berjudul Raisopopo:
Raisopopo
Aku raisopopo
Seperti wayang digerakkan dalang
Cerita sejuta harapan
Menjual mimpi tanpa kenyataan
Berselimut citra fatamorgana
Dan kau terkesima
Aku raisopopo
Menari di gendang tuan
Melenggok tanpa tujuan
Berjalan dari gang hingga comberan
Menabuh genderang blusukan
Kadang menumpang bus karatan
Diantara banjir dan kemacetan
Semua jadi liputan
Menyihir dunia maya
Dan kau terkesima
Aku raisopopo
Hanya bisa berkata rapopo
Fadli Zon, 16 April 2014
(van/try)