Mendikbud Evaluasi JIS, Tak Menutup Kemungkinan Beri Sanksi

Mendikbud Evaluasi JIS, Tak Menutup Kemungkinan Beri Sanksi

- detikNews
Rabu, 16 Apr 2014 13:59 WIB
Jakarta - Mendikbud M Nuh telah membentuk tim merespon kasus sodomi pada anak TK di Jakarta International School (JIS). Bila ada kelalaian, tak menutup kemungkinan pihak yang lalai akan diberikan sanksi.

"Tim kita siang atau sore ini sudah tahu duduk perkaranya, kalau sudah jelas kami akan perhatian khusus termasuk pemberian sanksi, tergantung kelalaian," tutur Mendikbud saat ditanya mengenai evaluasi JIS pasca kejadian sodomi anak TK di sekolah itu.

Hal itu dikatakan Mendikbud usai menghadiri acara puncak perayaan Hari Peduli Anak Autisme yang digelar di Istana Negara, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Rabu (16/4/2014).

"Kecorobohan apapun namanya, dari paling ringan sampai paling berat. Paling berat pencabutan izin, karena sekolah internasioanal izin ada di
Kementerian," imbuh dia.

Pihaknya juga berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan di provinsi serta kabupaten kota untuk mencegah kasus serupa terulang. Menurutnya, sekolah bukan hanya mendidik tapi melindungi anak didiknya.

"Ini di luar nalar, oleh karena itu sekolah-sekolah tidak cukup melakukan pelayanan pendidikan semata tapi melindungi keamanan peserta didik. Apalagi ini anak-anak, tim akan melihat ketenagakerjaan disitu mulai dari guru sampai tenaga pendukung," tegas Mendikbud.

Mendikbud mengatakan hasil evaluasi dari Kemendikbud paling lama keluar satu bulan dari sekarang. Dia sekali lagi memastikan akan ada sanksi bagi pihak yang lalai.

"Paling lama satu bulan sudah merusmukan tingkat kesalahan, kecerobohan, kelalaian, tentu ada sanksi. Ini sekolah bukan bayarnya 100 rupiah ya, makanya ada logika 'ini sekolah yang bayarnya mahal kejadian itu, apalagi yang sekolah gratis'. Saya bilang tidak ada hubungan langsung sekolah yang bayar mahal dan gratis pasti ada pelecehan. Ini tanggungjawab kepala sekolah, guru dan yayasan yang mengelola," tegasnya.

Pihaknya akan mengundang segera pihak JIS dan mengimbau agar memberikan perhatian pada kepala sekolah, guru hingga petugas kebersihan.

"Ini double hits. Pertama, tembakan kepada dunia pendidikan, ini kaitan dengan internasional, seakan di sekolah internasional meski
internasional tidak bisa melindungi anak-anak kita," tutur mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ini.

(nwk/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads