Setelah mengumandangkan lagu kebangsaan God Bless America, masyarakat, korban Bom Boston dan keluarga termasuk Wakil Presiden Amerika, Joe Biden, menundukkan kepala mereka dalam keheningan. Tepat sebelum pukul 15.00 waktu setempat, waktu yang sama saat insiden berdarah tersebut terjadi di acara marathon yang diselenggarakan setiap tahun itu.
"Kita tak pernah bermimpi untuk harus mengalami rasa takut dan kepahitan saat insiden itu terjadi," ujar Patrick Downes, salah satu korban luka saat peristiwa pengeboman itu terjadi, seperti dilansir CNN, Rabu (16/4/2014).
Downes dan istrinya Jessica Kensky baru saja menikah saat insiden itu terjadi. Saat peristiwa tersebut kehilangan lengan mereka. Dalam tragedi Bom Boston, tiga orang pelari marathon tewas, sementara seorang polisi terbunuh sehari kemudian saat berusaha menangkap pelaku pengeboman. Downes menyebut mereka malaikat penyelamat.
"Mari tunjukkan bahwa mereka hidup di dalam hati kita sebagai bagian dari keluarga, sahabat dan menyebarkan semangat yang kita rasakan setiap tanggal ini datang setiap tahunnya," kata Downes.
Dalam pidatonya, Biden berkata bahwa dia tak pernah melihat peringatan yang sekhidmat itu. "Bagi anda yang selamat dari tragedi itu, anda semua sangat memberi inspirasi," ujar Biden kepada para saksi mata yang selamat dari tragedi Bom Boston.
"Para teroris ingin membuat Amerika takut, namun kita menolak untuk berubah serta menolak untuk menyerah pada rasa takut. Boston adalah kota yang kuat, itulah yang membuat kita begitu bangga dengan kota dan negara ini. Apa yang membuat saya begitu bangga menjadi orang Amerika adalah bahwa kita tidak pernah menyerah pada rasa takut. Tidak pernah," ungkap Biden.
"Amerika tak akan pernah mundur," katanya . "Kami Boston, kami adalah Amerika. Kami menjawab, kami sabar, dan akan berlari menuju garis finish," tutup Biden.
(rni/rvk)