Hamparan rumput hijau berhiaskan bunga-bunga cantik berwarna merah membuat suasana taman tampak lebih hidup. Tak hanya itu saja, taman ini juga menyediakan arena bermain bak pasir untuk si kecil dan lapangan futsal lengkap dengan gawangnya yang berukuran mini.
Jalanan dari bebatuan di sekitaran rumput kian mengundang anak-anak untuk bermain dan mengayuhkan sepedanya. Sesekali mereka bermain petak umpet diiringi suara kereta yang melintas dari samping taman.
Meski Taman Tanjung sudah ada sejak akhir 2009 lalu, namun ternyata masih terdapat warga ibu kota yang belum mengetahui keberadaannya.
"Baru pertama kali ke sini. Saya juga baru tahu dari suami saya ada taman baru bagus di sana," tutur salah seorang pengunjung bernama Neng (43), saat ditemui di Taman Tanjung Selasa (15/4/2014).
Perempuan yang tinggal di Jatipadang ini terlihat menikmati pemandangan dengan duduk di lingkaran taman kecil sambil menyaksikan kedua putranya bermain di lapangan futsal. Dia mengaku senang menghabiskan waktu di taman ini karena merasa damai.
"Apa ya enak saja adem banyak pohon terus sepi. Ada lapangan bolanya juga jadi anak-anak bisa main," lanjutnya.
Lain Neng, lain pula Nesya (20), gadis belia ini mengaku sudah lama mengetahui keberadaan Taman Tanjung dan kerap kali berkunjung. "Kayaknya ini taman sudah lama ada. Tapi kalau siang sepi. Mungkin ramainya kalau sore kali ya," ujar Nesya sehabis berfoto ria dengan salah seorang temannya.
Menurut Pengawas Pemeliharaan Dinas Pertamanan dan Pemakaman Wuri Lestari, konsep taman ini adalah taman interaktif. Tujuannya agar tersedia lahan hijau untuk warga sekitar berkumpul dan melakukan berbagai aktivitas bersama, seperti senam pagi, main futsal dan jogging.
Sebelum disulap menjadi taman, siapa yang sangka kalau dulunya lokasi ini adalah tempat pembuangan sampah liar oleh warga sekitar.
"Dulunya area ini tempat pembuangan sampah liar. Tapi kita lihat kan areanya cukup luas dan tidak ada tempat untuk berkumpulnya warga, kita melakukan pembebasan lahan untuk ruangan hijau. Jadilah Taman Tanjung ini," terang Wuri.
Meski taman ini tampak nyaman, perempuan yang tengah berbadan dua ini mengaku masih terdapat kekurangan. Antara lain, tidak adanya fasilitas CCTV untuk membantu pengawasan taman dari hal-hal yang tidak diinginkan dan jaringan WiFi.
"Di sini belum ada CCTV, kayaknya masih di taman-taman besar semacam Suropati atau Menteng. Untuk WiFi juga belum, mungkin nanti. Pemasangan gitu kan sama Dinas Komunikasi dan Informasi bukan Dinas Pertamanan dan Pemakaman," jelasnya.
Walau begitu dia memastikan kalau taman ini tetap berada dalam pengawasan tim pengamanan dengan baik. Setiap harinya ada tiga pembagian jam pengawasan security untuk menjaga ketentraman Taman Tanjung.
"Ada 3 shift security tp saya nggak paham pembagian jadwalnya. Kalau malam suka ramai buat pacaran soalnya. Kadang juga ada yang tawuran atau rusuh. Misal minum-minumnya di mana tapi ributnya di sini. Pernah kejadiannya seperti pas malam tahun baru lalu, walaupun jarang," tutup Wuri.
(kha/kha)