Prediksi ini muncul seiring berakhirnya misi pertama kendaraan bawah laut bernama Bluefin-21 tersebut setelah menyelam selama 6 jam, pada Senin (14/4) malam. Padahal kendaraan canggih tersebut mampu beroperasi di bawah laut selama 16 jam nonstop.
Alasannya, kedalaman lautan di area yang diselaminya Bluefin-21 melampaui batas operasional kendaraan jenis autonomous underwater vehicle (AUV) tersebut, yakni sedalam 4.500 meter. Bluefin-21 secara otomatis kembali ke permukaan laut setelah melewati batas kedalaman tersebut.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (15/4/2014), otoritas setempat sangat meyakini bahwa mereka mengetahui perkiraan posisi puing MH370 di dalam lautan. Lokasi tersebut, yang berjarak 1.550 kilometer barat daya Perth kini difokuskan sebagai area pencarian bawah laut.
"AUV tersebut membutuhkan waktu enam kali lebih lama untuk menyisir area yang sama yang diperiksa towed pinger locator. Diperkirakan akan memakan waktu 6 minggu hingga 2 bulan untuk memindai seluruh area pencarian," ucap juru bicara US Seventh Fleet, Letnan J.G. Daniel S Marciniak dalam pernyataanya.
Marciniak menambahkan, rekaman data yang berhasil dikumpulkan Bluefin-21 selama 6 jam penyelaman tidak berujung pada temuan objek yang signifikan.
Bluefin-21 membutuhkan waktu selama 2 jam untuk menyelam ke lokasi pencarian dan membutuhkan waktu 2 jam lainnya untuk kembali ke permukaan. Demikian halnya untuk mengunduh data yang berhasil dikumpulkannya.
Data-data yang terekam oleh sonar Bluefin-21 tersebut akan menyusun citra akustik yang detail mengenai dasar lautan yang diduga kuat menjadi lokasi 'persemayaman' MH370. Diharapkan pengerahan Bluefin-21 ini mampu mengulang kesuksesan temuan jet tempur F-15 yang jatuh di lautan Jepang, tahun lalu.
Menurut pernyataan tersebut, tim pencari kini memfokuskan pencarian pada area yang menjadi lokasi terdeteksinya sejumlah sinyal akustik. Luas area pencarian Bluefin-21 digambarkan sama dengan luas sebuah kota medium, yakni seluas 600 kilometer persegi. Namun demikian, area pencarian lebih luas di Samudera Hindia, seluas 60 ribu kilometer persegi masih masuk dalam area pencarian udara yang melibatkan banyak pesawat dan kapal.
Perairan dalam yang kini menjadi fokus pencarian Bluefin-21 dikenal dengan sebutan Zenith Plateu memang belum pernah dipetakan secara detail karena area tersebut tidak masuk dalam zona ekonomi negara manapun.
(nvc/mad)