Perbedaan Koalisi Prabowo vs Jokowi

Perbedaan Koalisi Prabowo vs Jokowi

- detikNews
Selasa, 15 Apr 2014 15:11 WIB
Perbedaan Koalisi Prabowo vs Jokowi
Jakarta - Prabowo Subianto dan Joko Widodo adalah dua kandidat capres terkuat saat ini. Keduanya punya cara pendekatan koalisi yang berbeda.

Letjen (Purn) Prabowo Subianto menggunakan cara pencarian koalisi senyap bak gerilya militer, sedangkan Jokowi melakukan komunikasi face to face dengan para ketum parpol koalisi

Perbedaan cara komunikasi politik Prabowo dan Jokowi ini menarik dikupas tuntas. Berikut 5 perbedaan komunikasi Prabowo dan Jokowi dalam menjalin koalisi:



Prabowo koalisi senyap, Jokowi wira-wiri

Jokowi bersama Ketum PKB Muhaimin
Jokowi menggunakan cara komunikasi yang lazim yakni komunikasi face to face alias silaturahim. Capres PDIP ini menerapkan skenario bertandang ke kantor DPP partai-partai tetangga.

Dalam sehari saja, Sabtu (12/4/2014), sang Gubernur DKI Jakarta itu menyambangi 3 kantor DPP partai tetangga. Adalah Kantor DPP Partai NasDem, Partai Golkar, dan PKB yang disasar Jokowi.

Sementara gaya komunikasi politik yang dibangun Jokowi berbeda 180 derajat dengan gaya politik Letjen (Purn) Prabowo Subianto. Setelah tersenyum puas menatap perolehan suara Gerindra, Ketua Dewan Pembina Prabowo Subianto bak menghilang.

Sang capres Gerindra itu memilih menjalin koalisi secara senyap, tanpa publikasi dari media. Diam-diam sang Letjen (Purn) Prabowo Subianto melancarkan gerilya senyapnya.

"Kita jalin komunikasi, jalan tidak harus gembar-gembor," kata Waketum Gerindra Fadli Zon saat berbincang dengan detikcom, Selasa (15/4/2014).

Prabowo koalisi senyap, Jokowi wira-wiri

Jokowi bersama Ketum PKB Muhaimin
Jokowi menggunakan cara komunikasi yang lazim yakni komunikasi face to face alias silaturahim. Capres PDIP ini menerapkan skenario bertandang ke kantor DPP partai-partai tetangga.

Dalam sehari saja, Sabtu (12/4/2014), sang Gubernur DKI Jakarta itu menyambangi 3 kantor DPP partai tetangga. Adalah Kantor DPP Partai NasDem, Partai Golkar, dan PKB yang disasar Jokowi.

Sementara gaya komunikasi politik yang dibangun Jokowi berbeda 180 derajat dengan gaya politik Letjen (Purn) Prabowo Subianto. Setelah tersenyum puas menatap perolehan suara Gerindra, Ketua Dewan Pembina Prabowo Subianto bak menghilang.

Sang capres Gerindra itu memilih menjalin koalisi secara senyap, tanpa publikasi dari media. Diam-diam sang Letjen (Purn) Prabowo Subianto melancarkan gerilya senyapnya.

"Kita jalin komunikasi, jalan tidak harus gembar-gembor," kata Waketum Gerindra Fadli Zon saat berbincang dengan detikcom, Selasa (15/4/2014).

Jokowi Tak Bagi-bagi Menteri, Prabowo Power Sharing

PDIP tak ingin sendirian mengusung Jokowi sebagai capres. PDIP tetap membuka pintu koalisi, namun sang capres Jokowi menegaskan tak akan bagi-bagi kursi menteri.

"Kami ini kan mau selesaikan permasalahan bangsa dan negara bukan bagi-bagi menteri," papar Jokowi.

Beda cerita dengan Gerindra. Partai Gerindra mengedepankan power sharing, mesti tak gamblang juga soal bagi-bagi kursi menteri.

Jokowi Tak Bagi-bagi Menteri, Prabowo Power Sharing

PDIP tak ingin sendirian mengusung Jokowi sebagai capres. PDIP tetap membuka pintu koalisi, namun sang capres Jokowi menegaskan tak akan bagi-bagi kursi menteri.

"Kami ini kan mau selesaikan permasalahan bangsa dan negara bukan bagi-bagi menteri," papar Jokowi.

Beda cerita dengan Gerindra. Partai Gerindra mengedepankan power sharing, mesti tak gamblang juga soal bagi-bagi kursi menteri.

Jokowi turun sendiri, Prabowo turunkan utusan

Gerindra akan melakukan power sharing kepada partai-partai yang didekati. Namun, untuk pembicaraan Cawapres Prabowo itu nanti harus kesepakatan semua partai. Tidak semua ketum parpol ditemui langsung oleh Prabowo Subianto.

"Kita sudah kirim delegasi dan utusan. Dan mempersiapkan kekuatan yang cukup besar menghadapi pilpres," Kata Waketum Gerindra Fadli Zon.

Sementara Jokowi memilih turun sendiri dalam menjalin koalisi. Jokowi ingin memastikan semua komunikasi terbangun dengan baik.

Dalam sehari saja, Sabtu (12/4/2014), sang Gubernur DKI Jakarta itu menyambangi 3 kantor DPP partai tetangga. Adalah Kantor DPP Partai NasDem, Partai Golkar, dan PKB yang disasar Jokowi.

Jokowi turun sendiri, Prabowo turunkan utusan

Gerindra akan melakukan power sharing kepada partai-partai yang didekati. Namun, untuk pembicaraan Cawapres Prabowo itu nanti harus kesepakatan semua partai. Tidak semua ketum parpol ditemui langsung oleh Prabowo Subianto.

"Kita sudah kirim delegasi dan utusan. Dan mempersiapkan kekuatan yang cukup besar menghadapi pilpres," Kata Waketum Gerindra Fadli Zon.

Sementara Jokowi memilih turun sendiri dalam menjalin koalisi. Jokowi ingin memastikan semua komunikasi terbangun dengan baik.

Dalam sehari saja, Sabtu (12/4/2014), sang Gubernur DKI Jakarta itu menyambangi 3 kantor DPP partai tetangga. Adalah Kantor DPP Partai NasDem, Partai Golkar, dan PKB yang disasar Jokowi.

Jokowi koalisi terbatas, Prabowo tenda besar

Partai Gerindra tidak main-main dalam mengumpulkan suara untuk memuluskan pencapresan Prabowo. Wakil Ketua Gerindra Fadli Zon menyatakan Gerindra akan membuat koalisi tenda besar.

"Kita akan membuat koalisi tenda besar dengan sejumlah parpol yang kita terus jajaki, seperti PKB, Partai Demokrat, PAN, PKS dan PPP," ujar Fadli di Kantor DPP Gerindra, Sabtu (12/4/2014).

Soal penegakan sistem presidensial memang menjadi pijakan utama Jokowi dalam menyusun koalisi. Wasekjen PDIP Hasto Kristianto menegaskan partainya ingin Jokowi membangun sistem presidensial yang kuat.

Hasto menegaskan PDIP ogah bekerja sama dengan partai yang menuntut jatah kekuasaan. Selain itu, masih menurut Hasto, PDIP tak ingin koalisi besar.

"Kita tidak mau terjebak dengan koalisi gemuk yang hanya mementingkan kekuasaan," ujar Hasto dalam perbincangan dengan detikcom, kemarin.

Jokowi koalisi terbatas, Prabowo tenda besar

Partai Gerindra tidak main-main dalam mengumpulkan suara untuk memuluskan pencapresan Prabowo. Wakil Ketua Gerindra Fadli Zon menyatakan Gerindra akan membuat koalisi tenda besar.

"Kita akan membuat koalisi tenda besar dengan sejumlah parpol yang kita terus jajaki, seperti PKB, Partai Demokrat, PAN, PKS dan PPP," ujar Fadli di Kantor DPP Gerindra, Sabtu (12/4/2014).

Soal penegakan sistem presidensial memang menjadi pijakan utama Jokowi dalam menyusun koalisi. Wasekjen PDIP Hasto Kristianto menegaskan partainya ingin Jokowi membangun sistem presidensial yang kuat.

Hasto menegaskan PDIP ogah bekerja sama dengan partai yang menuntut jatah kekuasaan. Selain itu, masih menurut Hasto, PDIP tak ingin koalisi besar.

"Kita tidak mau terjebak dengan koalisi gemuk yang hanya mementingkan kekuasaan," ujar Hasto dalam perbincangan dengan detikcom, kemarin.

Jokowi terbuka, Prabowo tertutup

Jokowi menjalin koalisi secara terbuka. Semua komunikasi politik koalisi dijalin secara terbuka di depan media. Meskipun komunikasi dengan ketua umum parpol dilakukan tertutup namun gerakan Jokowi selalu melibatkan media.

Sementara Prabowo justru belum muncul sejak 9 April lalu. Prabowo menjalin komunikasi melalui utusan-utusannya. Prabowo juga jarang muncul ke publik.

Untuk meninggalkan rumahnya di Bojong Koneng, Hambalang, Prabowo juga memilih naik helikopternya. Biasanya helikopter itu diparkir di Bandara Halim Perdanakusumah sebelum sang capres Gerindra berganti mobil.

Jokowi terbuka, Prabowo tertutup

Jokowi menjalin koalisi secara terbuka. Semua komunikasi politik koalisi dijalin secara terbuka di depan media. Meskipun komunikasi dengan ketua umum parpol dilakukan tertutup namun gerakan Jokowi selalu melibatkan media.

Sementara Prabowo justru belum muncul sejak 9 April lalu. Prabowo menjalin komunikasi melalui utusan-utusannya. Prabowo juga jarang muncul ke publik.

Untuk meninggalkan rumahnya di Bojong Koneng, Hambalang, Prabowo juga memilih naik helikopternya. Biasanya helikopter itu diparkir di Bandara Halim Perdanakusumah sebelum sang capres Gerindra berganti mobil.
Halaman 2 dari 12
(van/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads