"Dalam satu dua hari ini akan ada keputusan soal sikap PKB," kata Helmy kepada wartawan di kampus UIN, Jakarta Selatan, Selasa (15/4/2014). Sebenarnya, menurut dia, sinyal arah koalisi PKB sudah mengerucut pada satu poros. Namun keputusan akhir masih menunggu komunikasi intensif antara PKB dengan dua poros koalisi tersebut.
Helmy menyebut PKB meminta koalisi dibangun atas dua kesepakatan, platform yang akan dibawa capres terkait cetak biru Indonesia ke depan. "Misalnya, kami mengajukan code of condact karena pemerintahan ke depan harus efektif dan efisien, tidak bisa ada anggota koalisi yang genit di jalan, harus ada punishment," kata Helmy menegaskan.
Terkait pengajuan nama Mahfud Md dan Rhoma Irama sebagai calon presiden, menurut dia, hal itu berlaku saat PKB mendapat 15 persen suara dalam pemilihan anggota legislatif. Namun faktanya, dari perhitungan sejumlah lembaga survei, pada pileg kemarin PKB hanya mendapat 9 sampai 10 persen suara.
Dengan begitu PKB tak mungkin menjadi pemimpin koalisi. "Untuk itu nama-nama tersebut (Mahfud Md dan Rhoma) akan terus kami pasarkan pada dua poros itu, mungkin menjadi cawapres," papar Helmy.
(erd/brn)