7 Fakta di Balik Terungkapnya Pelecehan Seksual di TK Internasional

7 Fakta di Balik Terungkapnya Pelecehan Seksual di TK Internasional

- detikNews
Selasa, 15 Apr 2014 11:16 WIB
7 Fakta di Balik Terungkapnya Pelecehan Seksual di TK Internasional
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Kasus pelecehan seksual anak kembali terjadi di lingkungan sekolah. Pelakunya kerap kali merupakan orang yang dekat dengan pergaulan korban.

Seperti yang terjadi pada seorang bocah lelaki berumur 5 tahun yang mengalami pelecehan seksual di TK Internasional di bilangan Jakarta Selatan. Pelakunya adalah sejumlah cleaning service yang biasa bekerja di sekolah tersebut.

Berikut adalah fakta-fakta di balik terungkapnya kasus mengenaskan ini:

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)

Pancing Anak Cerita dengan Tokoh Captain America

Ibu dari korban awalnya mencurigai tingkah anaknya yang berubah dari biasanya. Namun saat ditanyai, si anak tak mau bercerita jujur dan mengatakan tak ada yang terjadi padanya.

Tak habis akal, si ibu menggunakan memancing anaknya bercerita dengan menggunakan tokoh kartun Captain America dan Hulk yang diidolakan putranya. Cara ini berhasil, korban meminta ibunya untuk memanggil Uncle Dafy untuknya karena ada orang jahat di sekolahnya.

Dari situ, dia perlahan mengorek cerita dari anaknya. Hingga akhirnya putra kecilnya bercerita tentang kekerasan dan pelecehan seksual yang dialaminya di sekolah.

Mendengar cerita anaknya, wanita itu tak kuasa menahan tangis dan segera membawa putranya ke rumah sakit.

Pancing Anak Cerita dengan Tokoh Captain America

Ibu dari korban awalnya mencurigai tingkah anaknya yang berubah dari biasanya. Namun saat ditanyai, si anak tak mau bercerita jujur dan mengatakan tak ada yang terjadi padanya.

Tak habis akal, si ibu menggunakan memancing anaknya bercerita dengan menggunakan tokoh kartun Captain America dan Hulk yang diidolakan putranya. Cara ini berhasil, korban meminta ibunya untuk memanggil Uncle Dafy untuknya karena ada orang jahat di sekolahnya.

Dari situ, dia perlahan mengorek cerita dari anaknya. Hingga akhirnya putra kecilnya bercerita tentang kekerasan dan pelecehan seksual yang dialaminya di sekolah.

Mendengar cerita anaknya, wanita itu tak kuasa menahan tangis dan segera membawa putranya ke rumah sakit.

Satpam Bantu Ungkap Identitas Pelaku

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Korban yang tak tahu nama-nama para pelaku membuat ibu korban kebingungan. Wanita itu kemudian datang ke sekolah dan menemui satpam sekolah untuk menanyakan kemungkinan siapa pelaku perbuatan bejat itu.

Satpam tersebut kemudian memintanya untuk bertanya kepada korban, pelaku menggunakan baju apa. Dari situ terungkap pelakunya adalah sejumlah cleaning service yang bekerja di sekolah itu.

Kemudian, satpam sekolah datang ke rumah korban dengan membawa foto para tukang kebun dan cleaning service di sekolah lengkap dengan jadwal kerja mereka.

Korban kemudian mengenali sejumlah pelaku dari foto-foto itu, salah satunya adalah wanita. Sang ibu kemudian melaporkan hal ini ke Polda Metro Jaya.

Satpam Bantu Ungkap Identitas Pelaku

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Korban yang tak tahu nama-nama para pelaku membuat ibu korban kebingungan. Wanita itu kemudian datang ke sekolah dan menemui satpam sekolah untuk menanyakan kemungkinan siapa pelaku perbuatan bejat itu.

Satpam tersebut kemudian memintanya untuk bertanya kepada korban, pelaku menggunakan baju apa. Dari situ terungkap pelakunya adalah sejumlah cleaning service yang bekerja di sekolah itu.

Kemudian, satpam sekolah datang ke rumah korban dengan membawa foto para tukang kebun dan cleaning service di sekolah lengkap dengan jadwal kerja mereka.

Korban kemudian mengenali sejumlah pelaku dari foto-foto itu, salah satunya adalah wanita. Sang ibu kemudian melaporkan hal ini ke Polda Metro Jaya.

Korban Mengaku Ada 5 Pelaku

Korban mengaku ada 5 pelaku yang 'mengerjai'-nya.

"Anak saya bilang pelakunya itu lebih dari dua orang. Dia bilang 'many mommy, five'. Hanya saja saya belum tahu pasti apakah kelimanya ini laki-laki atau ada perempuan juga karena menurut anak saya ada wanita juga yang ikut memukul anak saya," kata ibu korban, Senin (14/4/2014).

Korban Mengaku Ada 5 Pelaku

Korban mengaku ada 5 pelaku yang 'mengerjai'-nya.

"Anak saya bilang pelakunya itu lebih dari dua orang. Dia bilang 'many mommy, five'. Hanya saja saya belum tahu pasti apakah kelimanya ini laki-laki atau ada perempuan juga karena menurut anak saya ada wanita juga yang ikut memukul anak saya," kata ibu korban, Senin (14/4/2014).

3 Orang Cleaning Service Jadi Tersangka

Penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polda Metro Jaya telah menetapkan 3 tersangka dalam kasus ini. Salah satunya adalah seorang perempuan.

Ketiga tersangka itu adalah Agung, Firziawan, dan Afriska. Afriska diduga berperan memegangi korban saat mendapat kekerasan seksual dari para lelaki tersebut.

Afriska sempat diperiksa oleh polisi dan terus membantah terlibat dalam aksi ini.

3 Orang Cleaning Service Jadi Tersangka

Penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polda Metro Jaya telah menetapkan 3 tersangka dalam kasus ini. Salah satunya adalah seorang perempuan.

Ketiga tersangka itu adalah Agung, Firziawan, dan Afriska. Afriska diduga berperan memegangi korban saat mendapat kekerasan seksual dari para lelaki tersebut.

Afriska sempat diperiksa oleh polisi dan terus membantah terlibat dalam aksi ini.

Pelaku Ancam Korban dengan Pisau

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Korban mengaku para pelaku melakukan aksinya sambil mengancam dengan menggunakan pisau. Hal ini diketahui saat sang ibu bersama anaknya berada di Markas Polda Metro Jaya asat menjalani pemeriksaan.

Saat itu ada sebilah pisau di meja penyidik yang membuat putra sulungnya tersebut menangis histeris. Namun belum diketahui siapa dari sejumlah pelaku tersebut yang melakukan ancaman agar si anak tidak menangis dan menceritakan kejadian itu kepada siapapun.

Mengetahui hal itu, sang ibu menyembunyikan semua pisau dan benda-benda tajam di rumahnya agar anaknya tak semakin trauma.

Pelaku Ancam Korban dengan Pisau

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Korban mengaku para pelaku melakukan aksinya sambil mengancam dengan menggunakan pisau. Hal ini diketahui saat sang ibu bersama anaknya berada di Markas Polda Metro Jaya asat menjalani pemeriksaan.

Saat itu ada sebilah pisau di meja penyidik yang membuat putra sulungnya tersebut menangis histeris. Namun belum diketahui siapa dari sejumlah pelaku tersebut yang melakukan ancaman agar si anak tidak menangis dan menceritakan kejadian itu kepada siapapun.

Mengetahui hal itu, sang ibu menyembunyikan semua pisau dan benda-benda tajam di rumahnya agar anaknya tak semakin trauma.

Korban Tertular Penyakit dari Pelaku

Ibu korban mengatakan dari hasil pemeriksaan dokter, anus korban terkena bakteri yang mengakibatkannya menderita herpes. Setelah diberi antibiotik, korban kemudian dirujuk ke dokter spesialis kelamin dan kulit.

Dokter kemudian menjelaskan bahwa bakteri di anus anaknya ditularkan oleh sexual transmission karena anak kecil tidak mungkin terkena bakteri ini.

Setelah dilakukan uji lab, ditemukan kuman-kuman di kemaluan dua pelaku yang identik dengan kuman yang ada pada korban. Dua pelaku tersebut Agung dan Firziawan.

Korban Tertular Penyakit dari Pelaku

Ibu korban mengatakan dari hasil pemeriksaan dokter, anus korban terkena bakteri yang mengakibatkannya menderita herpes. Setelah diberi antibiotik, korban kemudian dirujuk ke dokter spesialis kelamin dan kulit.

Dokter kemudian menjelaskan bahwa bakteri di anus anaknya ditularkan oleh sexual transmission karena anak kecil tidak mungkin terkena bakteri ini.

Setelah dilakukan uji lab, ditemukan kuman-kuman di kemaluan dua pelaku yang identik dengan kuman yang ada pada korban. Dua pelaku tersebut Agung dan Firziawan.

Trauma, Korban Keluar dari Sekolah

Korban yang berusia 5 tahun ini mengalami trauma berat akibat pelecehan dan kekerasan seksual. Bahkan dia tak mau kembali bersekolah.

Sang ibu mengatakan bahwa sejak Jumat (21/3) anaknya tak mau sekolah lagi. Tak hanya itu, anaknya mulai menolak ketika diajak ke Polda Metro Jaya.

Putra sulungnya ini juga kerap mengigau, berteriak-teriak seperti sangat ketakutan. Dan sejak kejadian itu, si anak tak mau lagu memakai celana karena merasa sakit di anusnya. Dia juga hanya ingin berdekatan dengan ibunya.

Trauma, Korban Keluar dari Sekolah

Korban yang berusia 5 tahun ini mengalami trauma berat akibat pelecehan dan kekerasan seksual. Bahkan dia tak mau kembali bersekolah.

Sang ibu mengatakan bahwa sejak Jumat (21/3) anaknya tak mau sekolah lagi. Tak hanya itu, anaknya mulai menolak ketika diajak ke Polda Metro Jaya.

Putra sulungnya ini juga kerap mengigau, berteriak-teriak seperti sangat ketakutan. Dan sejak kejadian itu, si anak tak mau lagu memakai celana karena merasa sakit di anusnya. Dia juga hanya ingin berdekatan dengan ibunya.
Halaman 2 dari 16
(sip/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads