Salah Pilih Koalisi, Jokowi dan Prabowo Bisa Gagal Jadi Presiden

Salah Pilih Koalisi, Jokowi dan Prabowo Bisa Gagal Jadi Presiden

- detikNews
Selasa, 15 Apr 2014 10:52 WIB
Jokowi, Prabowo, dan Ical.
Jakarta - Tiga partai politik yang sudah mengusung calon presidennya masing-masing diingatkan perlu hati-hati dalam memilih mitra koalisi. Kesalahan dalam menentukan kerja sama dengan partai lain dapat berdampak fatal pada ajang pemilihan presiden 9 Juli mendatang.

Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Syamsuddin Haris, menyebutkan sejauhnya ini peta koalisi untuk pencapresan ada di tiga kutub yaitu PDI Perjuangan dengan capresnya Joko Widodo (Jokowi), Gerindra yang mengusung Prabowo Subianto, dan Partai Golkar yang mencapreskan Aburizal Bakrie (Ical).

"Pilihan atas pasangan koalisi yang terkait juga dengan penentuan calon wakil presiden sangat perlu dicermati oleh ketiga partai itu yang sudah mengusung capres," ujar Syamsuddin dalam perbincangan dengan detikcom, Selasa ( 15/4/2014).

Syamsuddin menekankan kalau ketiga partai tersebut salah dalam menentukan mitra koalisi maka bakal berdampak besar yaitu kegagalan dalam pertarungan memperebutkan kursi presiden.

Syamsuddin menyoroti tiga hal yang harus diperhatikan oleh ketiga partai tersebut dalam menentukan koalisinya. Pertama yakni soal kesamaan platform partai, kedua yaitu bisa diajak kerja sama untuk jangka panjang atau tidak, dan ketiga soal ikatan yang kuat.

"Mesti ada ikatan yang mengikat supaya tidak dikhianati, ada hitam di atas putih, termasuk soal bagi-bagi kekuasaan atau kursi menteri," kata Syamsuddin.

Peneliti senior pada Pusat Penelitian Politik (P2P) LIPI ini menilai capres yang diusung PDIP yaitu Joko Widodo (Jokowi) sudah jelas dan bagus dalam menentukan mitra koalisinya terkait kesamaan platform partai. Jokowi mensyaratkan mitra koalisinya tidak mengincar pembagian kekuasaan. "Tapi apa ada partai lain yang mau seperti itu," tutur Syamsuddin.

Lebih lanjut dia mempertanyakan apakah koalisi yang sudah resmi dijalin PDIP dengan NasDem tidak ada pembicaraan soal pembagian kekuasaan nantinya. "Kalau dari segi pengajuan syarat pencapresan PDIP sudah aman dengan berkoalisi sama NasDem," ujarnya.

Adapun PDIP sejauh ini sangat menekankan pentingnya kesamaan platform dan ideologi dalam memilih mitra koalisi. PDIP tak mau koalisi didasari oleh pembagian kekuasaan semata. "Kita tidak mau terjebak dengan koalisi gemuk yang hanya mementingkan kekuasaan," kata Wakil Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto kepada detikcom.


(brn/van)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads