4 Penggal Cerita Sebelum Terbunuhnya Pasutri Didi dan Anita

4 Penggal Cerita Sebelum Terbunuhnya Pasutri Didi dan Anita

- detikNews
Selasa, 15 Apr 2014 08:01 WIB
4 Penggal Cerita Sebelum Terbunuhnya Pasutri Didi dan Anita
Jakarta - Akhir hidup yang tragis bagi Didi Harsoadi (59) dan Anita Anggraini (51), pasangan suami istri asal Bandung. Setelah dilaporkan hilang, keduanya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di Pandeglang Banten. Siapa yang tega melakukannya dan apa motifnya?

Didi dan Anita hidup sendiri di Jalan Batu Indah Raya No 46 A, RT 5 RW 3, Kelurahan Batununggal, Kecamatan Bandung Kidul, Kota Bandung. Anak semata wayang mereka, Anggiane (27) tinggal bersama suaminya.

Didi dan Anita baru diketahui tidak berada di rumah, Minggu (13/4). Kemudian keluarga melapor ke polisi. Berdasarkan penelusuran, ternyata jasad keduanya teronggok di Kampung Tambaga, Desa Karyasari, Kecamatan Cikeudal, Pandeglang, Banten, Jumat (11/4) lalu. Setelah diautopsi, jenazah dimakamkan di TPU Cikutra Bandung, Senin (14/4) kemarin.

Polisi masih menyelidiki pembunuhan sadis ini. Berdasarkan olah TKP, mereka memastikan bahwa korban dibunuh di rumah. Terbukti, ada bercak darah di lantai. Soal kapan dan bagaimana cara pelaku melakukannya, belum diketahui pasti.

Sejumlah tetangga Didi dan Anita memberi kesaksian. Berikut beberapa penggal cerita sebelum korban dibunuh:

1 Pria Gemuk dan 1 Pria Bermata Sipit

Jauh sebelum kejadian, sekitar bulan Februari, Ketua RW setempat Iis Aisyah didatangi 2 pria asingΒ  pada malam hari. Kepada Iis, pria tersebut mengaku akan membeli rumah danΒ  menanyakan apakah Didi merupakan warganya. Mereka membawa KTP atas nama Didi dan Anita, tapi fotonya tak begitu jelas bagi Iis.

Iis mengaku tidak ingat nama kedua pria misterius tersebut. Yang jelas, 1 pria bertubuh gemuk dan satunya lagi tinggi dan bermata sipit. Beberapa hari kemudian, pria yang gemuk itu datang lagi dan menanyakan hal yang sama. Waktu itu, ia beralasan akan segera bertransaksi. Setelah itu, ia tidak terlihat lagi.

1 Pria Gemuk dan 1 Pria Bermata Sipit

Jauh sebelum kejadian, sekitar bulan Februari, Ketua RW setempat Iis Aisyah didatangi 2 pria asingΒ  pada malam hari. Kepada Iis, pria tersebut mengaku akan membeli rumah danΒ  menanyakan apakah Didi merupakan warganya. Mereka membawa KTP atas nama Didi dan Anita, tapi fotonya tak begitu jelas bagi Iis.

Iis mengaku tidak ingat nama kedua pria misterius tersebut. Yang jelas, 1 pria bertubuh gemuk dan satunya lagi tinggi dan bermata sipit. Beberapa hari kemudian, pria yang gemuk itu datang lagi dan menanyakan hal yang sama. Waktu itu, ia beralasan akan segera bertransaksi. Setelah itu, ia tidak terlihat lagi.

2 Pria Bak Rentenir
Setelah pria gemuk dan pria bermata sipit, 2 pria berbeda datang ke rumah Iis. Keduanya mengaku akan meminjamkan uang ke Didi. Kedatangan mereka hanya untuk survei dan memastikan bahwa rumah dua lantai tersebut memang milik Didi.

Lagi-lagi, karena kejadiannya sudah cukup lama, Iis tidak ingat nama tamu asing tersebut. Hanya penampilan mereka yang cukup spesifik: kedua pria itu berpenampilan rapi dan bukan dari bank. Lebih seperti rentenir, kata Iis.

Didi memang berencana menjual rumah. Kakak Anita, Deni Ernawan (60), menyebut rumah yang cukup mewah itu dijual seharga Rp 3,5 miliar.

2 Pria Bak Rentenir
Setelah pria gemuk dan pria bermata sipit, 2 pria berbeda datang ke rumah Iis. Keduanya mengaku akan meminjamkan uang ke Didi. Kedatangan mereka hanya untuk survei dan memastikan bahwa rumah dua lantai tersebut memang milik Didi.

Lagi-lagi, karena kejadiannya sudah cukup lama, Iis tidak ingat nama tamu asing tersebut. Hanya penampilan mereka yang cukup spesifik: kedua pria itu berpenampilan rapi dan bukan dari bank. Lebih seperti rentenir, kata Iis.

Didi memang berencana menjual rumah. Kakak Anita, Deni Ernawan (60), menyebut rumah yang cukup mewah itu dijual seharga Rp 3,5 miliar.

Bercengkerama dengan Kucing

Didi dan Anita sudah lebih dari 10 tahun tinggal di kawasan tersebut. Menurut warga, keduanya agak tertutup dan jarang bersosialisasi. Namun warga cukup tahu aktivitas harian pasutri tersebut, terutama soal kucing peliharaan.

Pada Kamis (10/4), sekitar pukul 02.00 WIB, satpam Harun melihat Didi masih di rumah. Saat itu, pria tua itu memberi makan kucing di halaman rumah. Itulah terakhir kali warga mengetahui keberadaan Didi.

Bercengkerama dengan Kucing

Didi dan Anita sudah lebih dari 10 tahun tinggal di kawasan tersebut. Menurut warga, keduanya agak tertutup dan jarang bersosialisasi. Namun warga cukup tahu aktivitas harian pasutri tersebut, terutama soal kucing peliharaan.

Pada Kamis (10/4), sekitar pukul 02.00 WIB, satpam Harun melihat Didi masih di rumah. Saat itu, pria tua itu memberi makan kucing di halaman rumah. Itulah terakhir kali warga mengetahui keberadaan Didi.

Hari-hari Sebelum Hilang

Tidak ada yang tahu persis kapan Didi dan Anita dibunuh. Yang jelas, sejak terlihat memberi makan pada kucing, Didi tak terlihat lagi. Lampu rumah sudah tidak menyala saat malam. Satpam dan warga tidak curiga karena mengira Didi dan Anita memang tidak berada di rumah.

Terlebih tidak ada hal-hal yang mencurigakan di rumah Didi dan Anita. Tak ada kendaraan parkir di depan rumah sepanjang Kamis hingga Minggu. Saat anak semata wayang Didi dan Anita, Anggiane, datang mengecek baru diketahui pasutri itu tak berada di rumah. Ada gelas di ruang tamu, kemungkinan disuguhkan ke pelaku yang datang sebagai tamu. Bagaimana pelaku bisa datang tanpa diketahui warga? Masih misterius.

Hari-hari Sebelum Hilang

Tidak ada yang tahu persis kapan Didi dan Anita dibunuh. Yang jelas, sejak terlihat memberi makan pada kucing, Didi tak terlihat lagi. Lampu rumah sudah tidak menyala saat malam. Satpam dan warga tidak curiga karena mengira Didi dan Anita memang tidak berada di rumah.

Terlebih tidak ada hal-hal yang mencurigakan di rumah Didi dan Anita. Tak ada kendaraan parkir di depan rumah sepanjang Kamis hingga Minggu. Saat anak semata wayang Didi dan Anita, Anggiane, datang mengecek baru diketahui pasutri itu tak berada di rumah. Ada gelas di ruang tamu, kemungkinan disuguhkan ke pelaku yang datang sebagai tamu. Bagaimana pelaku bisa datang tanpa diketahui warga? Masih misterius.
Halaman 2 dari 10
(try/rmd)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads