Di Tahun 2014, Saleh Masih Bertahan Hidup dari Menjual Abu Gosok

Wong Cilik

Di Tahun 2014, Saleh Masih Bertahan Hidup dari Menjual Abu Gosok

- detikNews
Jumat, 11 Apr 2014 11:05 WIB
Saleh
Jakarta - Di sebuah gang sempit di daerah Tegal Parang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Saleh menyiapkan pikulan berisi abu gosok. Laiknya tempat tinggalnya yang berhimpitan dengan rumah kontrakan lain, Saleh berhimpitan dengan perkembangan zaman mencoba bertahan hidup dari menjual abu gosok di Ibu Kota ini.

Pria berusia 36 tahun itu sudah berkeliling menjual abu gosok sejak tahun 1998. Dia mengaku, saat ini masih cukup banyak rumah tangga yang menggunakan abu meski kalah saing dengan produk pembersih cuci piring.

"Pokoknya sejak Pak Harto itu dah, lupa saya tahunnya. Ya keliling pakai pikulan gini buat ngabu," kata Saleh saat ditemui di kontrakannya yang tersembunyi di Gang Haji Dahlan, Kelurahan Tegal Parang, Jakarta Selatan, (4/4/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setiap harinya, Saleh beranjak dari peraduan untuk berjualan abu sekitar pukul 07.00 WIB hingga pukul 02.00 WIB. Daerah 'operasi' Saleh berada di sekitar Tegal Parang, Kalibata, Pancoran, hingga Pasar Minggu.

Meski berpenghasilan kecil sekitar Rp 40 ribu sampai Rp 70 ribu sehari, pria asal Bekasi, Jawa Barat itu bertahan. Uang sebesar itu pun dihemat-hemat Saleh untuk menjalani kehidupannya.

Saleh tidak patah arang meski dagangannya sedikit kurang diminati. Bahkan, terkadang orang-orang menyangsikan apakah abu gosok masih laku hingga saat ini.

"Ada juga yang nanya kok masih jualan abu. Kenapa nggak jualan yang lain. Sampai sekarang masih ada aja yang beli. Di pasar-pasar juga," kata Saleh yang sudah bercerai dengan istrinya beberapa tahun silam.



(dha/trq)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads