Jembatan itu longsor karena derasnya hujan dan arus sungai pada 8 Oktober 2013 lalu. Sejak itu, belum ada jalan permanen yang dibangun kembali. Yang digunakan para pengendara sekarang adalah jembatan sementara terbuat dari kayu, besi dan batu-batuan penyangga.
Ada dua jalur 'sementara' yang bisa digunakan pemotor dan pengendara mobil. Jalan menuju Sukabumi disangga dengan jembatan yang lebih kokoh dengan besi dan kayu, plus batu-batuan di di bawahnya. Arah sebaliknya menggunakan 'struktur' yang lama dengan penambalan di berbagai sisi.
Namun, jembatan sementara sepertinya tak mampu bertahan lama untuk menahan beban berat kendaraan yang setiap hari melintasi kawasan tersebut. Terbukti pada pekan lalu, beberapa bagian jembatan ada yang rontok. Alhasil, hanya satu jalur yang bisa dipakai.
Akibat kondisi tersebut, kemacetan parah semakin menjadi. Arus kendaraan stuck dari dua arah. Imbas kemacetan mengular hingga puluhan kilometer jauhnya. Aktivitas warga terganggu, urusan bisnis pun terhambat.
"Sampai kita harus bermacet-macetan kaya gini? Masa nggak ada perhatian sama sekali?" keluh Irfan, salahkapan seorang warga yang tinggal di Lido, daerah perbatasan Kabupaten Bogor dan Sukabumi.
Bagus, warga yang hendak pulang ke Sukabumi pada akhir pekan lalu harus menempuh perjalanan hingga 12 jam dari Ciawi. Padahal biasanya hanya cukup 2-3 jam saja.
"Males sekarang pulang ke Sukabumi. Aksesnya susah. Jalan macet dari arah Bandung apalagi Jakarta. Kereta jadwalnya terbatas dan pasti penuh," ucap Bagus.
Presiden SBY sebetulnya sudah memerintahkan perbaikan segera jembatan tersebut sejak 20 Oktober 2013 lalu. Kala itu, SBY hendak menuju Sukabumi untuk menghadiri acara BPJS di Sukabumi.
Namun karena jembatan rusak dan macet, RI 1 pun berputar arah lewat Cianjur. Kepada Menteri PU Djoko Kirmanto, SBY menginstruksikan untuk segera meninjau longsor yang terjadi di lokasi tersebut dan melakukan perbaikan.
"Karena seperti kejadian sekarang ini, yang lewat rute yang sesungguhnya bisa terhambat sampai 2-3 jam," ucap SBY.
Sejumlah masyarakat Bogor-Sukabumi yang tinggal di lokasi tersebut kini bahkan membuat petisi agar dilakukan perbaikan segera.
Mereka juga menuntut masalah kerusakan jalan, kendaraan dengan muatan berat, dan pasar yang bikin macet segera diatur agar tak menyengsarakan warga. Pihak-pihak terkait dengan masalah ini didesak untuk duduk bersama.
(mad/fdn)