Ketua DPC PDIP Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo, mengatakan, semula partainya menentukan target perolehan suara 50 persen plus 1. Namun berdasarkan penghituan dari para saksi-saksi PDIP yang dipasang di TPS, jumlah perolehan suara PDIP di Solo mencapai 57 - 60 persen, meningkat drastis dibanding perolehan pada Pemilu 2009 yang mencapai 38 persen suara.
"Ini kekuatan arus bawah dari akar rumput dibina dan didampingi oleh seluruh kader kami selama ini. Ini hasil kinerja mesin partai selama 10 tahun menjadi oposisi dan kerja seluruh kader dan yang berjuang untuk manfaat masyarakat itu sendiri. Kami terus melakukan konsolidasi untuk memperjuangkan aspirasi rakyat," tegas Rudy, Kamis (10/4/2014).
Rudy yang juga Wali Kota Surakarta tersebut juga mengatakan ada beberapa perubahan langkah yang dilakukan menghadapi Pemilu kali ini. Diantara perubahan itu adalah tidak menggelar kampanye terbuka dan lebih menekankan kampanye dialogis dengan rajin mendatangi simpatisan dan warga untuk menyerap aspirasinya.
Langkah yang ditempuh lainnya adalah terus menghangati mesin partai. Selain itu PDIP di Solo juga meminimalkan materi alat peraga kampanye. Menurutnya membeludaknya alat peraga justru membuat masyarakat jenuh.
Lebih lanjut Rudy tidak memungkiri ada kontribusi efek popularitas tokoh internal PDIP dalam menyumbang suara. Setidaknya di Solo ada nama Puan Maharani yang menjadi caleg untuk Dapil Jateng V (Solo, Boyolali, Sukoharjo, Boyolali) dan nama Jokowi yang merupakan kader asal Solo.
"Ya, itu (dampak efek tokoh) pasti ada pengaruhnya lah. Tapi kerja keras seluruh kader jauh lebih berpengaruh dalam perolehan suara untuk meyakinkan pemilih bahwa partai kami layak dipilih," tutupnya.
(mbr/try)