Prediksi 3 poros ini dilontarkan oleh pengamat politk yang juga Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari. Dia mendasarkan pembentukan tiga poros ini pada beberapa hal berdasarkan hasil hitung cepat perolehan suara parpol, yakni tak ada tokoh partai Islam yang menonjol, tak ada peserta konvensi capres PD yang sangat populer sehinggal layak capres dan Hanura yang mengusung pasangan capres cawapres WIN-HT jauh dari ambang batas pencapresan.
Dengan fakta quick count tersebut, maka Qodari meyakini hanya akan ada tiga capres yang maju di pilpres, yaitu Jokowi, Prabowo dan Ical. Dia mengatakan ketiga capres itu akan membentuk poros masing-masing.
Ketiga poros itu adalah Poros Jokowi yang merupakan gabungan PDIP, PAN, NasDem, dan PKB. Poros Prabowo yang berisi Gerindra, PPP, Demokrat, dan Hanura. Serta Poros ARB yang berisi Golkar, PKS dan PKB. Analisis Qodari yang mendasari terbentuknya tiga poros itu bisa dibaca di sini.
Nah, berdasarkan quick count dari Cyrus Network dan CSIS, kekuatan masing-masing poros bisa diukur. Berikut kekuatan tiga poros tersebut:
Poros Jokowi
PDIP 19%
PAN 7,5%
NasDem 6,9%
PKB 9,2%
Jumlah 42,6%
Poros Prabowo
Gerindra 11,8%
PPP 6,6%
Demokrat 9,6%
Hanura 5,5%
Jumlah 33,5%
Poros ARB
Golkar 14,3%
PKS 6,9%
PKB 9,2%
Jumlah 30,4%
Dari gambaran tersebut, maka Poros Jokowi adalah yang terkuat, di urutan kedua ada Poros Prabowo dan di posisi paling buncit adalah Poros ARB. Meski demikian, Jokowi belum tentu bisa menang mudah. Sebab, kata Qodari, ada satu variabel penting yang menentukan di Pilpres, yaitu elektabilitas masing-masing figur.
"Variabel ini lebih mungkin jadi faktor penentu karena akan menentukan ikut/tidaknya partai dalam pemerintahan terpilih nanti," ujarnya.
(trq/van)