"Kotak dan bilik suara berbahan karton memang diproduksi hanya untuk daerah yang mengalami kekurangan. Nah harapan kami bisa digunakan saat pilpres," kata Arief di kantornya, Jln Imam Bonjol, Jakpus, Kamis (10/4/2014).
Arief mengatakan, kotak dan bilik suara itu memang didesain untuk sekali pakai Pemilu yaitu Pileg dan Pilpres. Alasannya, karena mahalnya biaya perawatan jika dibuat dari alumunium seperti sebelumnya.
"Lebih murah, harganya bisa sepertiga dari harga alumunium. Kedua, tidak perlu bongkar pasang, karena alumunium setelah digunakan dibongkar dan dilipat lalu disimpan. Biaya bongkarnya dan pasang rakitnya ada lagi, termasuk biaya angkut dan sewa gudang," paparnya menjelaskan.
"Daripada untuk biaya sewa bongkar pasang dan sewa gudang, lebih baik sekali pakai," ujar Arief menambahkan.
Ia berharap kotak dan bilik suara itu bisa dijaga sampai dengan Pilpres nanti sebagaimana desain KPU. "Mana yang kondisinya terbaik itu yang digunakan untuk pilpres," ucapnya.
(bal/brn)