"Demokrat sebagai pemenang dulu (2009) dapat 21% sekarang di bawah 10 persen. Yang 10 persen ini terbagi ke partai lain, tapi yang paling banyak adalah NasDem yang sebelumnya 0 sekarang menjadi 6% dan Gerindra dulu 4% sekarang jadi 12%," kata Ketua Yayasan Populi Indonesia Nico Harjanto.
Hal ini disampaikan Nico dalam jumpa pers hasil quick count dan exit poll di kantor Populi Center di Patal Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (9/4).
Meski tak sampai 10% perolehan suara NasDem itu dianggap Nico sebagai suatu prestasi. Pasalnya sebagai partai yang baru kali ini ikut Pemilu, NasDem juga muncul tanpa mengusung tokoh populer.
Menurut hitung cepat yang dibuat pihaknya NasDem hanya kalah tipis dibanding PKS yang memperoleh 6,77%. NasDem berada di urutan kesembilan dan mengalahkan Hanura (5,14)%, PBB (1,33%) dan PKPI (0,9%).
"Dibanding partai lain yang mengusung tokoh yang relatif kuat dan bagus, NasDem salah satu partai yang miskin tokoh. (Prestasi) ini menunjukkan profesionalitas partai," ujar Nico.
Perolehan suara tersebut bisa terdongkrak menurut Nico karena konsistensi para kader "menjual" Nasdem dengan ide pembawa perubahan sehingga membuat citra partai yang cukup baik. "Mereka secara profesional mengkampanyekan perubahan dan menjual NasDem. Sebagai partai baru, itu cukup efektif," kata dia.
(ros/ahy)