"Karena mempunyai calon presiden masing-masing," ujar Ical di studio 5 Indosiar, Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat, Rabu (9/4/2014).
Ical menyadari Golkar harus berkoalisi agar dia tetap bisa maju nyapres. Namun dia tak ingin berkoalisi dengan PDIP yang telah memiliki capres sendiri.
Ical kemudian memberi penjelasan soal melesetnya target Golkar di Pemilu 2014. "Penyebabnya karena suara yang divergen, bukan konvergen," ujarnya.
Dia menjelaskan ada miskalkulasi terhadap jumlah peserta pemilu tahun 2014. Akibatnya penambahan jumlah peserta pemilu membuat suara terbagi lebih banyak.
"Karena suara divergensi kita pada prediksi kedua partai ini tidak sesuai dengan target yang ditentukan," terangnya.
"Setelah ditetapkan yang tadinya diprediksi 5 partai sekarang jadi 10 partai. Bisa memenuhi parlementiary threshold. Seperti itu," tambahnya.
Terkait soal Jokowi Effect, Ical mengakui ada pengaruh terhadap suara PDIP namun dirinya melihat tidak terlalu signifikan.
"Tapi ada divergensi suaranya terkejar, maka yang diharapkan PDIP dan Golkar itu akan tidak tercapai," ucapnya.
(fiq/trq)