Pria yang kesehariannya menjual koran eceran di bilangan Blok M itu tidak pernah melewatkan apa saja yang sedang menjadi perbincangan di Republik ini. Apalagi di tahun 2014 ini ketika suhu politik sedang memanas.
"Kita juga harus tahu kira-kira apa yang menarik yang diberitakan koran hari ini. Yang menarik itu kan yang laris biasanya," kata Medi sembari membawa koran dagangannya saat ditemui di sekitar Taman Sepeda, Jl Melawai Raya, Blok M, Jakarta Selatan, Rabu (2/4/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlebih, bagi Medi, para politisi yang menguasai media massa. Medi berpendapat media massa seperti surat kabar dan televisi yang dimanfaatkan oleh politisi bisa disalahgunakan untuk membentuk opini masyarakat.
"Ya sebenarnya itu malah merugikan. Karena orang sudah tahu kalau dia punya (media massa tertentu). Orang jadi tahu kalau itu cuma pencitraannya saja. Kalau kata peribahasa tong kosong nyaring bunyinya," kata bapak 2 anak itu.
Medi sudah bergelut dengan dunia surat kabar sejak tahun 2000-an. Ketika itu dia diberhentikan oleh sebuah perusahaan farmasi di mana dia bekerja. Namun, Medi tidak patah arang. Meski dengan penghasilan kecil, Medi bersyukur apa yang dikerjakannya masih memberikan hasil.
Setidaknya, manusia jaman sekarang masih menyadari tentang apa yang terjadi di sekitarnya. Di tengah gaung politik yang semakin nyaring terdengar, Medi ingin masyarakat sepenuhnya paham tentang siapa saja tokoh yang ingin memimpin Republik ini.
(dha/trq)