"Terkait dengan pelaksanaan kampanye, pemilih menilai kurang efektif dan tidak dapat mempengaruhi pilihan politik mereka pada hari pemungutan suara," ujar Direktur Eksekutif LP3ES Kurniawan Zein dalam rilis yang diterima detikcom, Selasa (8/4/2014).
Dari pemantauan singkat yang dilakukan di empat kota yaitu Medan, Semarang, Ambon, dan Jayapura menunjukkan 79 persen responden mengaku kampanye parpol dan caleg tidak mempengaruhi pilihan politiknya. Sedangkan hanya 21 persen responden yang mengaku kampanye telah mempengaruhi pilihan politiknya.
Pemantauan singkat ini dilakukan dengan metode tele-wawancara terhadap pemilih yang memiliki saluran telepon pada 5-7 April 2014. Jumlah pemilih yang diwawancara adalah 498 orang dengan margin of error 3,5 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Sedangkan saat ditanyai tentang penilaian terhadap pelaksanaan kampanye, sebanyak 25,7 persen responden menilai kampanye dapat meningkatkan pengetahuan politik, 18,7 persen responden menilai kampanye menyebabkan kemacetan dan gangguan fasilitas publik.
Kampanye juga ternyata dinilai sebagai sarana hiburan dan kumpul massa oleh 12,2 persen reseponden, sebagai ajang politik uang oleh 6,2 persen responden, dan penilaian lainnya ada 9,8 persen responden serta sebanyak 27,3 persen responden tidak menjawab.
Meski begitu, Kurniawan mengatakan bahwa keinginan pemilih untuk datang ke TPS untuk menyalurkan suaranya di empat kota tersebut cukup tinggi.
"Hanya 2 persen yang memutuskan untuk tidak datang ke TPS untuk memilih," kata Kurniawan.
(sip/fjr)