Selama syuting, interaksi Ahok dengan Rosiana serta tiga orang panelis berlangsung akrab. "(saya) sudah lama kenal beliau, sejak masih jadi Bupati di Belitung (Timur), sudah sering wawancara," kata Rosi, begitu dia biasa disebut, kepada Detikcom di lokasi syuting.
Sebagai teman lama, Rosi juga sadar betul kebiasaan Ahok yang suka marah-marah jika ada hal yang tidak berkenan di hatinya. Ia pun mengaku bisa menerima dan memaklumi sikap yang membuat Ahok dikenal galak itu.
"Ya kalau marah memang ada alasannya tentu banyak (orang) bisa terima. Yang penting Jakarta bisa bereslah," kata wanita yang sudah lama menggeluti dunia jurnalistik itu.
Dia melanjutkan, kondisi Ibu Kota memang sangat membutuhkan ketegasan pemimpin. "Banyak orang mungkin belum terbiasa dengan gaya seperti itu, tapi memang kalau itu diperlukan agar birokrasi lebih jalan sih ya enggak apa-apa," jelas Rossi.
Lantas bagaimana jika Ahok dipindah ke Medan Merdeka Utara alias berduet dengan bakal calon presiden untuk memimpin Indonesia, baginya tak jadi soal, sebab memang tidak banyak calon yang bisa memberikan harapan.
"Buat saya sih sebenarnya apapun yang dibutuhkan rakyat Indonesia. Kita juga ingin Jokowi-Ahok itu membenahi Jakarta, semua pasti inginnya seperti itu. Tapi problemnya adakah calon yang bisa memberikan harapan?" kata dia dengan nada retoris.
(ros/ndr)