"Itu mesti ralat juga. Kalau Anda manggil saya pak Gubernur berarti Anda menghina pak Prabowo (capres Gerindra) karena berarti Anda harapkan Jokowi (Gubernur DKI Jakarta - capres PDIP) menang supaya saya bisa jadi gubernur. Kalau Anda panggil saya Wagub berarti Anda hina pak Jokowi karena Anda harapkan dia kalah biar saya bisa tetap jadi Wagub," kata Ahok.
Hal itu disampaikannya menjawab pertanyaan presenter Rosiana Silalahi dalam acara Tatap Mata yang digelar Trans 7, di studio 10, Jl Kapten Tendean, Jakarta, Senin (7/4/2013) malam. Ahok lantas melanjutkan jika dipanggil sebagai capres juga berarti menyinggung Prabowo Subianto.
"Kalau dibilang capres menghina juga, masa iya pak Prabowo enggak jadi capres dan malah dikasih ke saya. Jadi jangan nyinggung-nyinggung soql capres deh. Capek. Panggil pak Ahok saja, lebih aman," kata dia.
Ketika ditanya siapa yang paling pantas memimpin Indonesia antara Jokowi dan Prabowo, Ahok mengaku sulit memilih di antara kedua orang yang sama-sama dekat dengannya itu. Alhasil dia memberikan jawaban yang berbeda.
"Itu pertanyaan yang bikin saya sulit tidur. Sebagai orang yang waras yang paling pantas jadi capres ya Ahok. Itu jawaban yang waras kan?" kata dia disambut sorakan penonton.
(ros/rvk)