Dilansir dari CNN, Minggu (6/4/2014), kantor berita Xinhua menyebutkan, objek putih itu mengapung di wilayah pencairan sekitar 2.700 km dari Perth. Namun, penyidik belum menemukan hubungan antara sejumlah puing-puing yang terdeteksi. Namun, dua temuan itu diharapkan dapat memberikan harapan yang berbeda kali ini.
Berbagai peralatan canggih, termasuk alat pelacak kotak hitam milik militer AS sudah diterjunkan, seiring dimulai pencarian bawah laut pada Jumat (4/4) kemarin. Pencarian terus dilakukan dengan melibatkan 10 pesawat militer, 3 pesawat sipil dan 11 kapal laut dari berbagai negara. Armada tersebut menelusuri area perairan seluas 217 ribu kilometer persegi yang berjarak 1.700 kilometer barat Perth. Lokasi tersebut diyakini kuat sebagai lokasi jatuhnya MH370 yang membawa 239 orang di dalamnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Temuan sinyal 37,5 kHz yang berhasil ditangkap kapal China disebut-sebut mirip dengan frekuensi yang biasa dikeluarkan oleh perekam suara kokpit pesawat dan perekam data penerbangan. Meski identik, namun penemuan ini masih harus diselidiki lebih lanjut. Terlebih lagi hanya satu sinyal saja yang berhasil ditangkap.
Sejumlah ahli juga tidak langsung percaya dengan penemuan itu. Mereka tidak berani memastikan sinyal itu terkait dengan pesawat Malaysia Airlines.
"Saya ingin melihat data ini agar bisa mengkonfirmasi," kata pakar kelautan dari University of Southampton, Simon Boxall.
(dha/mok)