Pada zaman Hindia Belanda, Jepang hingga kemerdekaan dia pernah tinggal bersama orangtuanya di Yogyakarta. Pendidikan sejak Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) dihabiskan di kota perjuangan.
"Banyak kenangan masa kecil saya di Yogyakarta," ungkap Sidarto saat berdialog dengan warga kampung Suryowijayan, Kelurahan Gedongkiwo Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Sabtu (5/4/2014).
Di bantaran Sungai Winongo kampung Suryowijayan, Sidarto melepaskan ratusan ekor bibit ikan lele. Selain itu, dia juga mendukung usaha kegiatan warga yang menjadikan sebagian kawasan pinggir sungai untuk budidaya ikan keramba.
Dia kemudian menceritakan kenangan masa kecilnya saat zaman Jepang ketika tinggal di Kampung Kricak Kecamatan Tegalrejo, Yogyakarta. Sungai Winongo yang ada di Kampung Kricak dulu masih banyak ikan dan bersih. Zaman Jepang bagi keluarga besar Sidarto adalah zaman susah karena untuk makan dengan beras/nasi itu seminggu sekali. Hari-hari lainnya ya makan pakai gatot, tiwul, ketela atau jagung. Campur-campur
"Untuk memenuhi kebutuhan protein orangtua saya meminta untuk mencari belalang dan gangsir," kenang mantan ajudan Bung Karno itu.
Sidarto mengaku mendukung kegiatan usaha warga dengan memanfaatkan aliran sungai seperti Sungai Winongo untuk kegiatan ekonomi yakni budidaya ternak ikan dalam keramba. Hasilnya bisa dijual sehingga menambah penghasilan keluarga atau dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan protein keluarga.
"Usaha seperti ini bagus, dulu di Winongo ini banyak ikan wader, sekarang sudah berkurang karena ada pencemaran dan lain-lain," katanya.
Sidarto menambahkan dirinya juga optimis menghadapi pemilu untuk pemilihan calon anggota DPD RI periode 2014-2019. Dirinya ingin memberikan yang terbaik untuk Yogyakarta yang telah membesarkan hingga menjadi Ketua MPR RI.
"Kalau terpilih itu amanah Allah. Saya ingin berbuat yang terbaik, ingin kembali ke Yogyakarta dan memberikan yang istimewa," pungkas Sidarto.
(van/van)