Dari informasi yang dihimpun Sabtu (5/4/2014), ketiga parpol yang akan menutup kampanyenya di Surabaya yakni Partai Gerindra dan Partai Golkar. Sedangkan di Sidoarjo yakni Partai Demokrat.
Kampanye terbuka ketiga parpol tersebut diperkirakan akan dihadiri puluhan ribu kader dan simpatisannya masing-masing. Untuk Partai Gerindra yang menghadirkan calon presidennya Prabowo Subianto, menggelar kampanye di Gelora 10 Nopember, Tambaksari, Surabaya.
Di titik lain di gedung JX International, Jalan A Yani Surabaya, Partai Golkar menghadirkan ketua umum yang juga calon presiden dari Golkar, Aburizal Bakrie (Ical).
Sedangkan di Stadion Delta Sidoarjo, Partai Demokrat menghadirkan ketua umumnya yang juga Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono.
Kehadiran tokoh ketiga parpol tersebut dinilai pengamat politik dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Hariyadi, sebagai cara untuk menarik suara pemilih di Jawa Timur.
"Masing-masing untuk mencuri panggung. Mereka mencoba untuk masuk dan ingin mendulang suara dari segmennya masing-masing," kata Hariyadi, Sabtu (5/4/2014).
"(kehadiran tokoh parpol) Itu menegaskan betapa Jawa Timur menjadi utama. Saya kira mereka berfikir objektif karena pemilih di Jawa Timur ini besar," ujarnya meneruskan.
Hariyadi menjelaskan beberapa alasan kehadiran tokoh parpol tersebut. Bagi Ketua Umum Partai Demokrat SBY, Jatim memiliki nilai historis dan subjektif. "Pak SBY kan berasal dari Jawa Timur, dalam artian yang dibayangkan boleh kalah di tempat lain, tapi tidak boleh di Jawa Timur," tuturnya.
Sedangkan bagi Prabowo, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Gerindra yang juga akan mencapreskan, belakangan ini gencar mengunjungi pondok pesantren di Jatim, untuk berharap dukungan dari warga Nahdliyin (NU).
"Basis nahdliyin kan di Jatim, dan Pak Prabowo beberapa waktu lalu mencoba melakukan lobi politik yang cenderung lebih pragmatis terhadap para kiai. Oleh karena itu, sebagai pemungkas kampanye ingin menggeber kampanye di basis Nahdliyin," urai Hariyadi.
Sementara itu, kedatangan Ketua Umum Partai Golkar di Jawa Timur juga dinilai memiliki maksud tertentu dan juga berkaitan dengan semburan lumpur Lapindo. Menurutnya, basis Golkar adalah di Jawa Barat dan dinilai sudah kuat.
"Mungkin merasa kuat di Jabar. Jadi ketika datang ke Jatim, Pak Ical dengan tegas secara simbolik menunjukkan, meskipun ada keputusan Mahkamah Konstitusi dan negara mengambil alih tanggung jawab, Pak Ical ingin menunjukkan bahwa keluarga Bakrie tetap bertanggung jawab (terhadap korban lumpur Lapindo)," katanya membeberkan.
(bdh/brn)