Seorang penumpang, Azmi, menuturkan sesaat sebelum kejadian tidak ada tanda-tanda kereta itu akan terperosok.
"Sebelum kejadian kereta melaju dengan kecepatan normal, nggak ada tanda-tanda seperti ngerem mendadak atau berhenti. Saya lagi BBM-an sama teman dan penumpang lain ada yang sedang tidur," kata Azmi sewaktu dihubungi detikcom, Sabtu (5/4/2014) tengah malam.
"Masinis juga mungkin tidak menyangka (ada longsor). Saat itu kondisi lagi hujan," imbuhnya.
Sekitar pukul 18.06 WIB kereta secara mendadak meluncur terperosok ke dalam jurang. Beruntung, Azmi berada di gerbong eksekutif yang berada tepat di belakang lokomotif. Dia mengatakan, kepala kereta tersebut kondisinya cukup parah sementara gerbong yang ditumpanginya baik-baik saja.
"Parahnya di lokomotif. Saya di gerbong ekskutif 1 dan relatif aman. Kita pecahin kaca, anak-anak dan ibu-ibu kita keluarkan terlebih dahulu. Kemudian barang-barang kita selamatkan," tuturnya.
Tentu saja para penumpang panik seketika. Tidak sedikit di antara mereka yang menjerit histeris ketakutan saat kereta terjun bebas ke dalam jurang. Anak-anak kecil menangis dan lantunan istigfar senantiasa didengungkan.
"Kasihan yang lagi tidur. Mereka kaget bukan main belum ada persiapan apa-apa. Mereka langsung menyelamatkan diri dan kerabat (pasangan juga anak) secepat mungkin," kenang Azmi.
Mahasiswa Unpad Bandung ini juga menceritakan, saat kereta terperosok posisinya cenderung miring ke arah kiri. Akhirnya setelah berhasil meredam kepanikan dan menguasai situasi, dia bersama penumpang lainnya sepakat untuk berkumpul di bagian kanan badan gerbong.
"Miring ke arah kiri jadi semua penumpang diarahin ke kanan supaya nggak oleng keretanya. Dari situ dipecahin kaca," jelas Azmi.
Sebelumnya, Kepala BPBD Tasikmalaya Kundang Solikin menjelaskan dua gerbong masih menggantung, sedangkan 1 gerbong lainnya nyaris jatuh dalam posisi melintang. Kundang mengatakan, 2 gerbong yang menggantung itu adalah lokomotif dan gerbong penumpang kelas eksekutif.
(rmd/rmd)