"Sebenarnya kalau pun nanti ada Munas, itu kalau di militer namanya briefing. Itu selesai kita operasi kita duduk, apa yang kurang apa yang lebih apa yang kita capai dalam operasi ini, dalam bahasa sipilnya lesson learn. Jadi bukan soal evaluasi mau ganti ini ganti itu. Itu dipleset-plesetkan," ujar Luhut di sela-sela kampanye Golkar di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Kamis (3/4/2014).
Luhut menampik survei sejumlah lembaga yang menyebutkan stagnannya elektabilitas Ical. Menurut dia, posisi Golkar dan Ical saat ini sudah sangat baik. Bahkan dia meyakini pada akhirnya akan banyak parpol yang merapat mendukung Ical dalam pilpres nanti.
"Ah enggak juga (suvei Ical stag). Ada memang tapi posisi kita tetap kuat, kalaupun oke lah siapa yang lebih baik daripada dia. Jadi kalau orang bilang mau evaluasi, yang mau dievaluasi apanya," cetusnya.
Soal siapa cawapres Ical nanti, Luhut mengatakan Golkar masih melihat hasil pileg nanti. Namun menurutnya, komposisi sipil-militer atau militer-sipil menjadi opsi yang mungkin diambil.
"Hasil survei mengatakan seperti itu. Bahwa mereka melihat kalau presiden sipil, wapresnya militer. Militer sipil seperti itu, itu 62 persen mengatakan seperti itu. Tapi ada beberapa nama kita lihatlah nanti," jelasnya.
(rmd/van)